Banda Aceh (ANTARA News) - Puluhan anak-anak korban tsunami di SD Negeri-3 Neuheun, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, selama tiga tahun belajar di atas lantai gedung karena tidak tersedianya bangku dan meja belajar (mebeler) di lembaga pendidikan tersebut.

"Kondisi ini memang memprihatinkan kita semua, tapi kami sebagai tenaga pendidik (guru) tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan mebeler untuk kegiatan belajar dan mengajar bagi anak-anak itu," kata Rosmayani, guru SDN-3 Neuheun, Aceh Besar, Kamis.

Meski tanpa meja dan kursi, katanya, aktivitas belajar dan mengajar tetap berjalan seperti sekolah-sekolah lain di Aceh Besar. SDN-3 Neuhuen itu sebagian besar muridnya adalah anak-anak dari keluarga korban tsunami, 26 Desember 2004.

"Gedung sekolah ini dibangun pascatsunami yang merupakan bantuan pemerintah dan rakyat Tiongkok, sehingga komplek perumahan ini diberi nama kompleks Tiongkok," kata Rosmayani.

Ia menyatakan, beberapa waktu lalu pernah dikunjungi pegawai dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Aceh Besar, dan para pejabat tersebut telah menyaksikan langsung aktivitas belajar dan mengajar di sekolah ini.

"Kami tidak menyebutkan bahwa sekolah ini kurang mendapat perhatian, tapi kenyataannya sudah tiga tahun anak-anak belajar di atas lantai ini," kata dia menjelaskan.

Selain itu, Rosmayani mengatakan mebeler untuk dewan guru juga tidak tersedia sehingga para pengajar terpaksa membentangkan tikar di dalam ruangan tersebut.

Di SDN-3 Neuhuen atau berkisar 15 kilometer dari Kota Banda Aceh itu terdapat sebanyak 28 murid dari kelas I hingga III.

Dipihak lain, dewan guru menyebutkan SDN-3 Neuheun terdapat delapan ruang belajar dan sebagian ruangan tidak digunakan karena belum ditempati murid. Selain itu juga terdapat beberapa ruang yang plafon dan dindingnya rusak parah.

"Ada beberapa ruang kelas yang dindingnya rusak dan ini langsung berbatasan dengan tebing bukit, ketika hujan deras maka air dan lumpur masuk ke dalam ruangan tersebut," kata Rosmayani. (ANT/A042)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011