Banjarmasin (ANTARA) - Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan pihaknya berupaya memberikan kesempatan kepada milenial dan Srikandi BUMN untuk menjadi direksi di tempat dia bekerja maupun di BUMN lainnya tanpa harus pensiun.
"Saat ini kita sedang mengupayakan untuk mengubah peraturan menteri (Permen) terkait ketentuan tersebut, mohon doanya," kata Tedi pada Women in Leadership Sharing Session Hari Perempuan Internasional 2022 dan sebagai rangkaian HUT ke- 62 PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk yang dilakukan secara virtual maupun pertemuan langsung, Selasa.
Menurut Tedi, melalui perubahan Permen tersebut, BUMN ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak muda dan perempuan BUMN untuk berkarir di tempat dia bekerja ataupun di BUMN lainnya, tanpa harus pensiun sebagaimana ketentuan yang kini berlaku.
Bila sudah selesai menjalankan tugasnya, tambah dia, talenta tersebut bisa kembali ke BUMN tempat dia bekerja asal.
Baca juga: Bappenas: Indeks inklusivitas terhadap kesetaraan gender masih rendah
Baca juga: BRIN: Tingkatkan partisipasi perempuan bagi kemajuan sains dan inovasi
Bila kesempatan tersebut telah diberikan, kata dia, maka kembali kepada para talenta untuk bisa memanfaatkannya.
"Seperti yang disampaikan Ibu Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, bukan hanya kesempatan, perubahan juga harus didorong oleh perempuan sendiri dari dalam diri," katanya.
Acara Hari Perempuan Internasional tersebut juga ditandai dengan pelantikan pengurus Srikandi BUMN PT Wijaya Karya.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Waskita menyambut baik pembentukan Srikandi Wika, yang diharapkan akan menjadi talenta pemimpin perempuan ke depan.
"Di balik kejayaan BUMN ada Srikandi BUMN yang hebat dan dibalik kejayaan Wika ada Srikandi Wika yang hebat. Keberadaan Srikandi tersebut tidak untuk menggantikan pekerjaan laki-laki, tetapi untuk saling melengkapi," katanya.
Salah satu pembicara kunci pada "Women in Leadership Sharing Session" Hari Perempuan Internasional 2022, Permaisuri Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan, banyak perempuan di berbagai belahan dunia yang telah menjadi pemimpin negara, gubernur, ratu bahkan presiden termasuk Indonesia.
Menurut Hemas, kesempatan yang luas ini, harus bisa dimanfaatkan oleh perempuan dengan berani dan kerja keras.
Perempuan harus berani berdiri di dua kaki, sebagai ibu rumah tangga, berkarir dan bermanfaat bagi lingkungan serta sosial masyarakat.
"Perempuan jangan hanya terus di rumah menunggu suami pulang kerja, menumpuk kolesterol dan melihat sinetron maupun drama Korea, tetapi harus bermanfaat, melindungi perempuan lainnya dan masyarakat luas," katanya.
Salah satu cara melindungi hak perempuan adalah, dengan selalu aktif di kegiatan sosial, memperjuangkan hak-hak perempuan, harus selalu bergerak di masyarakat dan aktif di organisasi sosial, untuk memperhatikan ibu dan anak yang kekurangan.
Perempuan juga harus mengetahui dan memahami kebijakan apa yang pro dengan perempuan. Selain itu, juga harus berani mempengaruhi kebijakan untuk memperjuangkan hak perempuan baik politik, sosial dan ekonomi.
"Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, yang miskin malah kehilangan pekerjaan," katanya.
Acara Women in Leadership Sharing Session Hari Perempuan Internasional 2022 diselenggarakan dengan menghadirkan perempuan-perempuan hebat yang cukup menginspirasi.
Selain Permaisuri Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, juga hadir memberikan inspirasi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Ketua umum FHCI Alexandra Askandar, Direktur Strategi Bisnis dan Pemasaran PT HIN (Persero) yang juga merupakan Sekjen Srikandi Christine Hutabarat.
Selain itu hadir pula Director of Support Operation Grab Indonesia Cut Noosy dan Direktur QHSE WIKA Ayu Widya Kiswari.*
Baca juga: Menteri: Media sosial berperan ungkap kasus kekerasan pada perempuan
Baca juga: Women's Day, buruh gelar aksi di Gedung Parlemen
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022