Temanggung (ANTARA News) - Kebakaran kawasan hutan lindung di puncak Gunung Sumbing, di wilayah Kabupaten Temanggung dan Magelang, Jawa Tengah, sejak Selasa (6/9) petang akhirnya berhasil dipadamkan setelah api berkobar sekitar 22 jam dan menghanguskan sekira 30 hektare semak belukar.
Wakil Administratur Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perum Perhutani Kedu Utara, Sukmono Edwi, ketika dihubungi dari Temanggung, Rabu, menuturkan bahwa pada Rabu sore sekitar pukul 14.00 WIB api berhasil dipadamkan.
Ia mengatakan, dalam pemadaman tersebut Perhutani menerjunkan 50 petugas dan dibantu masyarakat di sekitar kawasan hutan.
"Kami tidak dapat membawa peralatan pemadaman yang memadai, apalagi mobil pemadam kebakaran, karena medannya di puncak. Kami memadamkan api hanya dengan menggunakan ranting-ranting pohon sehingga baru bisa padam sore tadi," katanya.
Ia menyebutkan, dari hutan yang terbakar seluas 30 hektare terdiri atas 20 hektare di petak 27 wilayah Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak, Temanggung dan 10 hektare di wilayah Desa Mangli, Kecamatan Windusari, Magelang yang terbakar akibat api meluas dari Kemloko.
Menurut dia, meskipun sudah bisa dipadamkan, petugas malam ini tidak turun dari gunung dan tetap berjaga-jaga. Sebab, kepulan asap masih terlihat di beberapa titik dan rawan memunculkan api lagi jika tertiup angin kencang.
"Apalagi kondisi lahan di puncak gunung dipenuhi semak belukar yang kering dan tebal, seperti alang-alang dan lainnya. Daerah kawasan huntan lindung di puncak Gunung Sumbing ini juga merupakan rawan kebakaran," katanya.
Ia mengatakan, penyebab terjadinya kebakaran belum dapat dipastikan dan masih dalam proses penyelidikan. Namun demikian, diduga akibat ulah pencari rumput yang membuang puntung rokok secara sembarangan. Kondisi kemarau dan semak belukar kering, puntung rokok mudah sekali menyulut terjadinya kebakaran di hutan.
"Lahan yang terbakar berada di sisi timur hingga tenggara dari bagian Gunung Sumbing. Ketika terbakar api terlihat cukup jelas dari Jalan Raya Magelang-Yogyakarta," katanya.
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanggung, KPH Perum Perhutani Kedu Utara, Juni Junaedi mengatakan, cuaca kurang mendukung saat proses pemadaman, karena kabut di atas tidak turun dan angin bertiup kencang.
Ia mengatakan, kebakaran hutan dengan titik api pertama di daerah Kemloko tersebut sempat merambat ke BKPH Mangli wilayah Magelang namun kebakaran di wilayah itu segera bisa dipadamkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011