Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan, Ketua Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh telah melakukan langkah elegan dengan keluar dari Partai Golkar.

"Saya pikir itu cara berpolitik yang elegan biar rakyat juga menentukan pada Pemilu nanti," kata Fadel kepada ANTARA News, Jakarta, Rabu.

Menteri Kelautan dan Perikanan itu menambahkan, sebenarnya bos Media Grup itu sudah lama berencana ingin hengkang dari Partai Golkar.

"Memang sudah lama beliau merencanakan untuk keluar dari Golkar," kata Fadel.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, pilihan Surya Paloh untuk keluar dari Golkar patut dihargai.

Menurut Wakil Ketua DPR RI itu, SP adalah tokoh penting, dan pernah menjabat Ketua Dewan Penasehat PG semasa Ketua Umum Golkar dijabat oleh Jusuf Kalla

"Tapi kami menghormati pilihan itu. Mungkin beliau ingin mencurahkan penuh di Nasdem. Banyak hal yang masih bisa kita sinergikan dalam membangun demokrasi," kata Priyo.

Bagaimanapun, tambah Priyo, dirinya merasa kehilangan dengan keluarnya Surya Paloh dari Partai Golkar.

"Jujur saya merasa kehilangan. Awalnya saya termasuk yang berharap bang SP (Surya Paloh) tetap bersama-sama kami membesarkan Golkar," ujar Priyo.

Politisi senior Golkar Surya Paloh memutuskan untuk keluar dari partai berlambang pohon beringin itu. Surya Paloh secara resmi mengucapkan selamat tinggal kepada Partai Golkar.

"Saya sudah anti klimaks dengan Golkar. Golkar sudah tidak perlu saya lagi, sebaliknya, saya juga tidak perlu Golkar," kata Paloh di kantor Nasdem.

Untuk selanjutnya, Paloh akan membesarkan organisasi massa Nasional Demokrat, yang telah memiliki banyak struktur pengurus di berbagai provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dia menyatakan, banyak orang terlanjur menganggap organisasi massa itu identik dengan partai politik.

Paloh sendiri pernah mencoba meraih kursi Ketua Umum Golkar melawan Aburizal Bakrie atau Ical. Namun saat kongres di Pekanbaru, Paloh kalah bersaing dengan Ical. (zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011