Khartoum (ANTARA News) - Pertempuran sengit meletus di negara bagian Blue Nile, Sudan, Selasa sore (6/9), sehari setelah gubernur militer yang baru dilantik menyatakan bahwa situasi keamanan telah kembali normal, kata seorang saksi.
"Satu jam yang lalu, saya mendengar suara tembakan dan meriam di berbagai bagian kota. Penembakan berlangsung sekitar 15 hingga 20 menit," kata seorang jurnalis Sudan kepada AFP di Damazin. Dia menambahkan aliran listrik di kota tersebut telah dipadamkan.
Bentrokan mematikan tersebut terjadi pada Jumat (2/9) dini hari di Damazin dan dengan cepat meluas ke daerah lain. Bentrokan itu merupakan konflik besar ketiga sejak pertempuran Mei yang berlangsung di sejumlah distrik bagian selatan, tepat di seberang perbatasan Sudan Selatan yang baru saja merdeka.
Penguasa militer sementara Blue Nile, Yahia Mohammed Kheir, mengatakan kepada wartawan bahwa situasi sudah sangat tenang sejak angkatan bersenjata Sudan mengusir pasukan pemberontak yang mendukung Gubernur terpilih Malik Agar, pada Jumat (2/9) lalu.
Dia mengatakan bahwa aliran listrik, air dan kegiatan di sejumlah rumah sakit telah kembali normal dan keadaan di negara bagian Blue Nile keseluruhan telah stabil, kecuali beberapa bentrokan di selatan negara tersebut.
Wakil Menteri Informasi Sanaa Hamad mengakui adanya pertempuran di Damazin pada Selasa (6/9), namun dia mengatakan bentrokan itu adalah ketidaksengajaan.
"Seorang prajurit SAF tidak sengaja tertembak, kemudian tentara di markas dan polisi membalas tembakan tersebut," kata Hamad.
Hamad juga menambahkan pertempuran tersebut baru saja berakhir dan situasi kembali normal.
Pemerintah Khartoum telah menunjukkan bahwa pemerintah tersebut semakin bertekad untuk menyampaikan kewenangan di beberapa daerah perbatasan baru sejak pemisahan negara selatan, dengan melucuti senjata pasukan di luar daerah kekuasaannya.
Presiden Omar al-Bashir mengatakan, Ahad (4/9), bahwa penguasa Sudan akan menghancurkan militer dan pelanggaran keamanan yang dilakukan oleh Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM). Presiden al-Bashir adalah mantan pejuang SPLM, partai yang berkuasa di bagian selatan. (SDP-05/C003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011