Jakarta (ANTARA) - Samsung Electronics Co. mengatakan bahwa serangan siber yang terjadi baru-baru ini oleh kelompok peretas pada sistemnya tidak menyebabkan kerugian besar bagi bisnis dan pelanggannya.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di forum internal perusahaan, Samsung mengatakan tidak ada informasi pribadi pelanggan dan karyawannya yang dicuri dan tidak akan berdampak pada operasi bisnisnya.
"Tidak ada pelanggaran data pribadi, meskipun informasi yang bocor mencakup beberapa kode sumber yang diperlukan untuk menjalankan ponsel Galaxy," kata Samsung, tanpa menjelaskan lebih lanjut, dikutip Yonhap, Selasa.
Baca juga: Samsung Electronics diduga diretas entitas asing, data rahasia bocor
Baca juga: Samsung perkenalkan produk Bespoke baru dan lini premium Infinite
Pada Sabtu, kelompok peretas Amerika Selatan Lapsus$ mengklaim berhasil meretas sistem raksasa teknologi itu dan memperoleh data rahasia, antara lain termasuk berbagai kode sumber yang terkait dengan fitur otentikasi.
Mereka mengklaim membocorkan hingga 190 gigabyte data curian online, tersedia untuk diunduh melalui torrent.
Raksasa teknologi itu mengatakan telah meningkatkan sistem keamanannya untuk melindungi informasi segera setelah mengetahui upaya serangan peretasan.
"Kami mencari segala cara untuk menghentikan pelanggaran data tambahan dan melindungi karyawan dan pelanggan. Kami dengan tulus meminta maaf karena menimbulkan kekhawatiran," katanya.
Badan mata-mata Korea Selatan, National Intelligence Service (NIS), mengatakan pihaknya menganggap informasi yang bocor itu bukan teknologi industri utama, dan menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan perusahaan pertahanan dan perusahaan swasta untuk menanggapi serangan dunia maya.
Baca juga: Ini alasan Samsung tangguhkan pengiriman produk ke Rusia
Baca juga: Samsung diperkirakan akan luncurkan seri Galaxy A pertengahan Maret
Baca juga: Samsung berhenti kirim produk ke Rusia
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022