Frankfurt (ANTARA) - Saham-saham Jerman berakhir di zona merah pada perdagangan Senin waktu setempat (7/3/2022), mencatat penurunan untuk hari ketiga dua berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt merosot 1,98 persen atau 259,89 poin, menjadi menetap di 12.834,65 poin.
Indeks DAX 40 tumbang 4,41 persen atau 603,86 poin menjadi 13.094,54 poin pada Jumat (4/3/2022), setelah anjlok 2,16 persen atau 301,71 poin menjadi 13.698,40 poin pada Kamis (3/3/2022), dan terkerek 0,69 persen atau 95,26 poin menjadi 14.000,11 poin pada Rabu (2/3/2022).
Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 40, hanya empat saham yang berhasil membukukan keuntungan, sementara 36 saham lainnya mengalami kerugian.
Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi indeks DAX 40.
Adidas AG, sebuah perusahaan multinasional Jerman yang mendesain dan memproduksi sepatu, pakaian, peralatan dan aksesoris olahraga terbesar di Eropa dan terbesar kedua di dunia setelah Nike, mengalami kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya anjlok 5,40 persen.
Disusul oleh saham perusahaan produsen otomotif multinasional Jerman Volkswagen AG, dikenal secara internasional sebagai Volkswagen Group, yang merosot 5,37 persen, serta perusahaan yang menawarkan pengembangan, produksi dan penjualan mobil bersama dengan layanan keuangan Porsche Automobil Holding SE tergelincir 5,27 persen.
Di sisi lain, Siemens Energy AG yang beroperasi sebagai perusahaan energi terbarukan terdongkrak 3,53 persen, merupakan pencetak keuntungan paling banyak (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Diikuti oleh saham perusahaan penyedia layanan pemesanan dan pengiriman makanan secara daring Delivery Hero SE yang bertambah 1,09 persen, serta perusahaan industri perangkat lunak multinasional Jerman SAP SE melemah 0,52 persen.
Baca juga: Saham di Jerman ditutup turun tajam, indeks DAX 40 tumbang 603,86 poin
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022