Hingga Senin (7/3) malam ada sekitar 30 rumah yang terdampak bencana pergerakan tanah
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Puluhan rumah di Kampung Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat rusak akibat terdampak bencana pergerakan tanah sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPVD) setempat mendirikan posko darurat di sekitar lokasi bencana.
"Kami mendirikan posko untuk mempercepat penanggulangan bencana di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan di Sukabumi, Senin malam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari petugas BPBD Kabupaten Sukabumi hingga Senin (7/3) malam ada sekitar 30 rumah yang terdampak bencana pergerakan tanah.
"Dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah, karena lokasi yang terdampak bencana pergerakan tanah terus meluas," katanya.
Ia menjelaskan keberadaan posko darurat bencana pergerakan tanah ini untuk mempercepat informasi perkembangan situasi masyarakat, memperbaharui jumlah kerusakan dan untuk mempercepat pemberian bantuan.
Hingga Senin malam, petugas yang dibantu unsur TNI, Polri serta sukarelawan masih melakukan pendataan terhadap jumlah warga yang terdampak. Selain itu, dalam waktu dekat BPBD pun akan mendirikan pengungsian untuk warga yang rumahnya terdampak.
Untuk sementara warga yang rumahnya rusak berat dan tidak bisa dihuni lagi, katanya, mengungsi ke rumah kerabatnya dan ada juga yang tempat ibadah seperti majelis taklim.
"Bencana pergerakan tanah di Kabupaten Sukabumi tidak hanya di lokasi ini saja, masih ada beberapa kecamatan juga diterjang bencana yang sama, tetapi paling parah di Kampung Nyalindung ini," demikian Wawan Godawan.
Baca juga: Korban pergerakan tanah di Palabuhanratu coba bertahan di rumahnya
Baca juga: Kemensos siapkan tempat evakuasi korban pergerakan tanah di Sukabumi
Baca juga: Bencana pergerakan tanah di Cisolok sebabkan rumah retak dan ambruk
Baca juga: Pergerakan tanah di Sukabumi semakin masif
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022