Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan impor pada beberapa komoditas melalui program substitusi impor 35 persen
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan gagasan dan inovasi mendukung implementasi industri mampu bersaing di tingkat global.
"Semoga gagasan dan inovasi bisa mendorong implementasi daripada pertumbuhan industri yang berdaya saing dan industri ini diharapkan bisa bersaing di tataran global dan berada di level digitalisasi berikutnya," katanya dalam acara focus group discussion (FGD) yang diselenggarakan Persatuan Insinyur Indonesia secara virtual yang diikuti di Jakarta, Senin.
Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan impor pada beberapa komoditas melalui program substitusi impor 35 persen. Program substitusi impor dilaksanakan melalui program Making Indonesia 4.0 yang berfokus pada lima sektor utama yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia.
"Beberapa upaya juga telah dilakukan dalam rangka mempercepat implementasi kebijakan hilirisasi dan substitusi impor melalui penerapan tingkat komponen dalam negeri, penerapan standar nasional Indonesia wajib, dan pemberlakuan pengendalian impor melalui instrumen kebijakan nontarif lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa utilisasi industri pengolahan nonmigas juga terus menunjukkan tren peningkatan sejak awal 2021, yang mana pada Januari 2022 mencapai rata-rata 69,10 persen dan diharapkan terus meningkat menuju utilisasi sebelum pandemi sebesar 76,30 persen.
Pemerintah pun telah mengeluarkan berbagai insentif fiskal maupun nonfiskal untuk meningkatkan utilisasi industri dan mendorong perbaikan iklim usaha industri di dalam negeri. Termasuk, juga menjalankan kebijakan hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri.
"Upaya strategis ini telah memberikan dampak yang luas bagi perekonomian nasional, seperti peningkatan devisa dari ekspor, peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, serta menjadi sumber penerimaan negara," tutur dia.
Adapun berbagai kebijakan tersebut bertujuan agar Indonesia dapat meraih momentum Indonesia Emas pada 2045, yang mana produk domestik bruto Indonesia diharapkan menjadi yang terbesar ketujuh di dunia.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus tumbuh rata-rata 5,7 persen per tahun dan diharapkan sektor Industri dapat terus menjadi sektor penopang dalam meraih akselerasi pertumbuhan tersebut.
Baca juga: Menko Airlangga: Forum C20 beri ide dan solusi bagi G20
Baca juga: Pemerintah targetkan 45 persen pemda masuk kategori digital di 2022
Baca juga: Menko Perekonomian: Pemerintah upayakan suplai minyak goreng kontinu
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022