... Belajar dari tahun lalu, para penumpang yang berdesak-desakan pada satu jam sebelum kereta berangkat. Itu yang menimbulkan kerusuhan dan ketidaknyamanan...

Jakarta (ANTARA News) - Stasiun Besar Senen, Jakarta Pusat, sangat lengang pada H+5 Lebaran 1432 Hijriah kali ini. Tenda-tenda yang disediakan pengelola stasiun kereta api paling hiruk-pikuk tiap Lebaran itu juga kosong, cuma sedikit orang-orang yang duduk-duduk di bangku-bangku itu.

Kesunyian lebih daripada biasanya itu juga dikarenakan jumlah penumpang kereta yang tiba dan bertangkat dari sana sedikit saja. Data dari pengelola stasiun itu menyatakan, yang datang sebanyak 11.305 orang memakai 26 rangkaian kereta. Sedangkan yang berangkat malah lebih sedikit lagi, 7.345 orang saja.

Kepala Stasiun Besar Pasar Senen, Yuskal Setiawan, mengatakan jumlah penumpang pada 2011 mengalami penurunan sekitar 13-15 persen.

"Tiap gerbong dibatasi maksimal 150 penumpangp; peraturan itu baru diberlakukan tahun ini untuk meningkatkan kenyamanan penumpang," kata Yuskal. Sebelum peraturan itu berlaku, orang berjejalan tanpa bisa dibatasi jumlahnya dalam tiap gerbong.

Yuskal menambahkan, selain pembatasan kuota penumpang dalam gerbong, mereka menggunakan sistem boarding. Sistem ini bertujuan memberi kepastian bagi calon pernumpang dapat menaiki kereta satu jam sebelum keberangkatan.

"Belajar dari tahun lalu, para penumpang yang berdesak-desakan pada satu jam sebelum kereta berangkat. Itu yang menimbulkan kerusuhan dan ketidaknyamanan," ujar Yuskal.

Khusus kelas ekonomi, dia menyatakan, mereka dapat membeli tiket untuk kereta ekonomi tujuh hari sebelum keberangkatan. Sedangkan tiket kereta bisnis dapat dibeli 30 hari sebelumnya. Hal ini adalah bagian dari program peningkatan kualitas pelayanan kereta api.

Winda, perempuan asal Yogyakarta yang sudah membeli tiket juga merasakan hal yang dikatakan kepala stasiun itu. "Saya naik ekonomi AC. Sejauh ini nyaman-nyaman aja, paling pedagang dan pengamen yang kadang mengganggu" kata perempuan berjilbab itu.

Senada dengan dia, penumpang lain di stasiun kereta api itu, Imam Sofyandi (28), mengatakan mudik kali ini lebih sepi dibandingkan tahun sebelumnya. Walau sepi, tapi dia justru merasakan hal yang belum pernah terjadi pada masa-masa sebelum kini.

"Lebih nyaman, Mas. Karena lebih sepi, jadi gak desak-desakan kayak dulu," kata pria asal Tegal itu.

Bukan cuma nyaman, tapi dia juga merasa lebih aman. “Waktu mudik ke Jawa Timur, banyak copet dan preman berkeliaran di kereta api. Saya gak enak banget. Harapan saya keamanan dan keselamatan penumpang dapat ditingkatkan lagi,” katanya.

Mirip dengan Imam, secara terpisah Sahal Najib (18), asal Tangerang yang hendak pergi ke Semarang, mengatakan pelayanan dari pihak stasiun cukup baik.

Mereka berdua boleh saja berpendapat begitu, tapi Freddy Sondakh (64), menilai sebaliknya bahwa pelayanan BUMN di lingkungan Kementerian Perhubungan itu masih tidalk memuaskan.

"Semrawut, Mas. Seharusnya pelayanan yang baik juga diberikan tidak hanya pada saat mudik dan untuk kereta bisnis dan eksekutif saja. Kereta murah juga layak mendapatkan pelayanan yang memuaskan," kata pria asal Manado itu. (*)

Pewarta: Citro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011