Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau M. Mahfud di Pekanbaru, Senin, mengatakan pihaknya telah mengusahakan untuk menggiring gajah ke luar dari wilayah tersebut.
Rawa gambut itu banyak mengandung air karena sempat terjadi hujan deras dalam beberapa hari terakhir di daerah itu.
Namun setelah mamalia besar itu bebas dari rawa, mereka kembali digiring oleh sebagian masyarakat sehingga gajah ini tak dapat ke luar dari daerah di sekitar rawa gambut tersebut.
Baca juga: Tim KSDA Riau giring gajah liar ke hutan Tahura Pekanbaru
"Dua gajah jantan ini sebelumnya ke luar dari rombongan. Sebenarnya mereka selalu melintas di daerah taman nasional. Jadi memang selalu ke luar masuk antara wilayah Jambi dan Riau," sebut Mahfud.
Hingga kini BBKSDA tengah merencanakan agar kedua gajah tersebut dapat ke luar dari rawa gambut dan kembali ke kawanannya.
"Sebetulnya mereka masih dalam wilayah jelajahnya namun karena terjebak di antara dua desa yang ada rawa gambut. Nanti kita usahakan agar bisa ke luar, apakah dengan menggunakan gajah jinak. Tapi nanti, setelah kita kaji lebih lanjut. Syukur-syukur bisa ke luar sendiri," lanjutnya.
Mahfud mengharapkan saat gajah berhasil ke luar dan digiring, diharapkan masyarakat yang daerahnya dilewati gajah itu tidak lagi menggiring mereka.
"Nanti teman-teman di lapangan akan memberikan sosialisasi agar masyarakat dapat memberikan ruang agar gajah dapat ke luar dari wilayahnya," sebutnya.
Ucap Mahfud lagi, dikarenakan sulitnya ke luar dari wilayah tersebut, gajah yang berasal dari kantong gajah Serangge itu kemungkinan akan direlokasi ke wilayah Jambi atau akan menetap di Riau.
"Sebetulnya sebelumnya juga pernah kita relokasi namun kembali ke tempat semula," tutupnya.
Baca juga: Tim BBKSDA halau gajah liar hendak masuk pemukiman warga
Baca juga: Dua gajah liar di Bener Meriah berhasil dievakuasi ke CRU Pesangan
Pewarta: Annisa Firdausi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022