Bogor (ANTARA News) - Umat Islam Kota Bogor berkabung atas wafatnya Pimpinan Tariqat Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) Suryalaya KH Shohibulwafa Tajul Arifin alias "Abah Anom" pada Senin di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua Yayasan Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor, Edgar Suratman saat dihubungi Senin malam mengatakan, "Abah Anom" merupakan guru panutan bagi murid-muridnya dan masyarakat luas.
"Wafatnya Abah Anom cukup mengagetkan, karena kondisi kesehatan beliau cukup baik. Namun kami ikhlas melepas kepergian almarhum dan mendoakan agar semua amal ibadahnya diterima Allah SWT," kata Edgar Suratman.
Edgar Suratman beserta jajaran pengurus dan anggota Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor pada Kamis (1/9) berkunjung ke kediaman "Abah Anom" di Pesantren Suryalaya, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Kunjungan yang dimaksudkan sebagai halal bihalal Idul Fitri tersebut diterima langsung oleh Abah Anom.
"Saat kami berkunjung, kondisi kesehatan Abah Anom masih baik, tidak terlihat gejala sakit," papar Edgar Suratman yang juga Asisten Daerah Bidang Kemasyarakatan Pemkot Bogor.
Oleh karena itu, begitu mendapatkan informasi wafatnya Abah Anom pada Senin siang, Edgar dan rombongan Pesantren Suryalaya Perwakilan Kota Bogor bergegas berangkat ke Tasikmalaya untuk melakukan takziah dan ikut menyalatkan.
Dari Kota Bogor, diperkirakan sekitar 1.000 anggota TQN Suryalaya berangkat ke kediaman Abah Anom untuk mengantarkan sang guru ke tempat peristirahatan terakhir yang berlokasi di kompleks Pesantren Suryalaya.
Yayasan Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor memiliki ratusan organisasi "manaqib" yang tersebar di penjuru kota. Masing-masing"manaqib" memiliki sekitar 500 jamaah. Jamaah manaqib Suryalaya se-Kota Bogor mencapai 40 ribu orang, papar Edgar.
"Pesantren Suryalaya memiliki banyak jamaah yang tersebar di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara. Khusus untuk Jawa Barat, setiap kabupaten/ kota terdapat ratusan organisasi manaqib Toriqot Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya," kata Edgar Suratman.
Pengikut Toriqot Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya yang dipimpin Abah Anom dari Dalam dan Luar Negeri diperkirakan mencapai jutaan orang.
Dia melanjutkan, "Wafatnya Abah Anom merupakan kehilangan besar. Tidak hanya bagi organisasi dan jamaah TQN Suryalaya namun juga bagi umat Islam Indonesia, karena beliau merupakan ulama besar bangsa ini yang pengaruhnya diakui hingga Mancanegara."
Edgar menjelaskan sejak Senin siang hingga malam kediaman Abah Anom dibanjiri jamaah yang datang dari seluruh Indonesia. Ribuan orang silih berganti menyalatkan dan mendoakan almarhum.
Pesantren Suryalaya selain dikenal sebagai pusat pengembangan ajaran Tariqat Qadiriyah Naqsabandiyah juga memiliki kontribusi besar dalam rehabilitasi narkoba melalui pengembangan "Majelis Al-Inabah" yang menjadi mitra utama Mabes Polri dan lembaga-lembaga anti Narkoba.
Selain itu, Pesantren Suryalaya juga memiliki jenjang pendidikan yang lengkap, mencapai 13 buah, mulai unit TK hingga perguruan tinggi dengan jumlah santri mencapai ribuan orang.
KH Shohibulwafaa Tajul Arifin dilahirkan di Tasikmalaya pada 1 Januari 1915 atau wafat pada usia 96 tahun. Jenazah almarhum rencananya akan dikebumikan pada Selasa pukul 09.00 WIB. (ANT-053/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011