Islamabad (ANTARA News) - Seorang pemimpin senior Al-Qaida yang diyakini bertanggung jawab atas rencana serangan-serangan di AS, Eropa dan Australia ditangkap di Pakistan, demikian diumumkan militer, Senin.

Younis al-Mauritani ditangkap di daerah pinggiran kota Quetta, Pakistan baratdaya, bersama dua tokoh tingkat tinggi lain setelah badan-badan intelijen AS dan Pakistan bekerja sama, yang mengisyaratkan perbaikan dalam hubungan mereka, lapor AFP.

Penangkapan-penangkapan itu merupakan pukulan lain terhadap jaringan teror global itu, empat bulan setelah pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden tewas dalam serangan pasukan AS di Pakistan, yang membuat hubungan antara kedua negara sekutu itu memburuk.

"Dalam operasi Badan Intelijen Pakistan yang bekerja sama dengan Korps Perbatasan Baluchistan, seorang pemimpin senior Al-Qaida, Younis al-Mauritani, yang terutama bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan operasi internasional, ditangkap," kata militer Pakistan dalam sebuah pernyataan.

Mereka mengidentifikasi kedua tokoh senior lain yang ditangkap sebagai Abdul Ghaffar al-Shami dan Messara al-Shami.

Militer memuji kerja sama antara Badan Intelijen AS (CIA) dan Badan Intelijen Pakistan dalam penangkapan ketiga tokoh militan itu, yang beritanya disampaikan hanya beberapa hari menjelang peringatan tahun ke-10 serangan-serangan 11 September di AS.

"Operasi ini direncanakan dan dilaksanakan dengan bantuan teknis Badan Intelijen AS, yang memiliki hubungan intelijen yang kuat, bersejarah, dengan Badan Intelijen Pakistan," kata militer Pakistan.

Pernyataan itu tidak menyebutkan kapan penangkapan-penangkapan tersebut berlangsung.

Menurut dua pejabat keamanan di Quetta, Baluchistan, kepada AFP, ketiga orang itu ditangkap awal pekan lalu dalam operasi larut malam di daerah pinggiran Satellite, bersama dua orang Pakistan.

Al-Mauritani, kata militer Pakistan, diperintahkan oleh Osama untuk memusatkan perhatian pada sasaran-sasaran ekonomi di AS, Eropa dan Australia.

Tujuh daerah suku semi-otonomi Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan dilanda kekerasan di dalam negeri dan juga menjadi markas Taliban Afghanistan dan militan yang terkait dengan Al-Qaida.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari 20 serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011