Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah memperkuat literasi keuangan digital sehingga program sosialisasi harus ditingkatkan untuk menghindari praktik penipuan, khususnya berkedok investasi.
"Pemerintah harus secara masif memfasilitasi literasi keuangan digital, terlebih kepada anak-anak muda yang sedang gandrung dengan aset digital, mata uang digital, kripto, dan sebagainya,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dia menilai budaya keuangan digital yang sedang marak banyak dimanfaatkan pelaku kejahatan karena saat ini bisnis digital bukan lagi menjadi peluang usaha namun telah menjadi gaya hidup kelompok-kelompok tertentu.
Baca juga: Ketua DPR: Dukungan Indonesia di Resolusi PBB sesuai konstitusi
Karena itu, menurut dia, literasi sangat penting untuk mencegah terjadinya berbagai kasus penipuan berkedok investasi, terlebih dengan melibatkan sejumlah publik figur sebagai "influencer".
"Literasi digital sangat penting sebagai langkah pencegahan mengingat penipuan digital kerap sulit diungkap dan ditindak 'master mind' karena melibatkan para pelaku lintas negara tanpa menggunakan identitas asli," ujarnya.
Puan menilai literasi keuangan digital yang penting digencarkan adalah mengenai manajemen risiko. Dia mengingatkan masyarakat bahwa setiap investasi pasti memiliki risiko sekecil apa pun.
Baca juga: Puan minta kades optimalkan dana desa
Karena itu, dia mengimbau seluruh masyarakat Indonesia jangan mudah percaya tawaran investasi dengan iming-iming tanpa risiko dan dengan keuntungan yang di luar batas kewajaran.
Dia meminta Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan pengawasan karena maraknya kasus penipuan.
“Bappebti dan OJK agar terus aktif mengawasi perdagangan berjangka komoditi dan kegiatan jasa sektor keuangan," katanya.
Baca juga: Ketua DPR RI mengunjungi Pulau Oksigen di Sumenep
Puan menyadari bisnis digital perlu dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyalurkan peluang investasi industri digital. Namun, menurut dia, pengetahuan dan keterampilan harus menjadi modal agar dapat memahami manfaat dan risiko dari produk dan jasa keuangan.
“Apalagi pembatasan pergerakan manusia di masa pandemi COVID-19 membuat transaksi digital semakin diminati dan dibutuhkan," ujarnya.
Karena itu, dia menilai kesadaran masyarakat terhadap literasi keuangan digital perlu digencarkan dan sosialisasi dari pihak berwenang harus dilakukan maksimal.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022