Bekasi (ANTARA News) - Kepolisian Sektor Bantargebang, Kota Bekasi, tengah melakukan penyelidikan atas peristiwa terbakarnya 64 kios di pasar tradisional setempat dengan melibatkan tim forensik Polda Metro Jaya.
"Kita sudah kirim surat permohonan kepada tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Metro Jaya sesaat setelah kejadian pada Sabtu (3/9)," ujar Kapolsek Bantargebang, Kompol Gunawan, di Bekasi, Senin.
Menurut dia, hasil identifikasi petugas Puslabfor akan diserahkan kepada Pemerintah Kota Bekasi sebagai acuan pemberian bantuan dana rehabilitasi atas kerusakan bangunan yang terbakar.
"Pemkot Bekasi memang masih menunggu hasil identifikasi tim Puslabfor sebelum menentukan bantuan rehabilitasinya," kata Gunawan.
Dikatakan Gunawan, pihaknya belum dapat memastikan kapan tim Puslabfor akan mengumumkan hasil identifiksinya, namun diperkirakan hal itu akan berlangsung dalam waktu dekat.
"Sebab, hasil laporannya sangat dinanti para pedagang agar mereka dapat segera kembali berjualan," katanya.
Gunawan mengaku telah memeriksa sejumlah saksi mata atas kejadian yang berlangsung pada Sabtu (3/8) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB yang menghanguskan 36 los dan 21 kios ludes terbakar serta tujuh kios lainnya rusak. Namun, pihaknya belum dapat mempublikasikannya.
"Mayoritas saksi adalah pedagang yang berlokasi di tempat kejadian yakni di lantai dasar blok B, C, D, dan E," katanya.
Sementara itu, salah satu pedagang pakaian dewasa di Blok D, Edi (43), mengaku mengalami kerugian hingga Rp20 juta. Jumlah itu adalah estimasi dari puluhan pakaian yang terbakar.
"Kios saya berukuran 2x3 meter yang dikontrak Rp5 juta per tahun. Saat kejadian saya tidak di lokasi dan diberitahu oleh tetangga. Sampai di lokasi keadaan kios saya sudah terbakar," katanya.
Menurut dia, awal api dari lantai dasar di kios auning yang mayoritas adalah kios semi permanen pedagang pakaian di lantai bawah.
"Informasi yang saya terima sumber apinya dari kios auning. Kabarnya akibat konsleting listrik" ujarnya.
Mayoritas pedagang yang menjadi korban kejadian itu meminta kepastian kepada pihak terkait kapan bisa jualan lagi.
"Yang penting sekarang, kapan kita bisa berjualan lagi. Karena ini menyangkut masalah perut. Hingga kini kita masih libur berjualan," demikian Edi.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011