Palembang (ANTARA) - PT Bukit Asam (Persero) Tbk memperkirakan harga batu bara siap “terbang” pada tahun 2022 karena pengaruh kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Direktur Utama PTBA Asral Ismail mengatakan semula perusahaan memproyeksikan akan terjadi kenaikan harga berkisar 10-20 persen pada 2022 dibandingkan 2021.
Ini berdasarkan pada kondisi pada 2021, yang mana terjadi peningkatan permintaan yang tinggi terhadap batu bara untuk mendukung menggeliatnya kembali perekonomian global.
Namun situasi geopolitik yang terjadi di kawasan Eropa yang sama sekali tak diprediksi sebelumnya membuat harga batu bara terus menanjak.
“Dengan adanya konflik tersebut, PTBA juga menikmati kenaikan harga batu bara,” kata Asral dalam konferensi pers secara virtual, Senin, mengenai Kinerja PTBA tahun 2021.
Sepanjang Februari 2022, harga batu bara sudah menguat sebesar 38,22 persen secara month over month. Memasuki Maret, harga batu bara kembali tancap gas dengan menyentuh level 446 dolar AS per ton. Bahkan jika dihitung secara year to date, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen
Walau demikian menguntungkan untuk merambah pasar ekspor, BUMN yang berada di bawah holding Mind ID ini tetap akan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, terutama kebutuhan bahan baku untuk pembangkit milik PLN.
Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022, PTBA memproyeksikan untuk kebutuhan dalam negeri yakni 25 persen dari total produksi yang merupakan kewajiban DMO perusahaan.
Apabila ada porsi tambahan dari pemerintah, Asral menyatakan perusahaannya siap merevisi RKAP karena sebagai BUMN, pihaknya tak semata-mata mengejar keuntungan tapi lebih mengutamakan kebutuhan dalam negeri.
Pada tahun lalu, PTBA memberikan 57 persen dari total produksi untuk kebutuhan dalam negeri sementara sisanya baru diekspor.
“Untuk tahun ini juga relatif sama, 57 persen dan 43 persen,” kata dia.
Sebelumnya, PTBA mencetak sejarah dalam memperoleh laba bersih selama perusahaan itu berdiri dengan meraup 7,91 t atau 231 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, mengumpulkan pendapatan usaha Rp29,26 t atau naik 69 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Capaian positif ini tak lepas dari kenaikan harga batu bara yang terjadi sepanjang 2021.
Produksi batu bara PTBA pada 2021 mengalami kenaikan 21 persen dari tahun sebelumnya menjadi 30,04 juta ton. Sementara volume angkut mengalami kenaikan menjadi 25,42 juta ton atau naik tujuh persen dari 2020. Sedangkan penjualan batu bara sepanjang 2021 sebesar 28,37 juta ton atau naik sembilan persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Harga batubara diprediksi terus melambung akibat konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: Harga batu bara acuan naik, sentuh 188,38 dolar/ton pada Februari
Baca juga: Bukit Asam tegaskan komitmen jadi perusahaan energi di 2060
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022