Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Pemboman bunuh diri menewaskan dua aparat keamanan swasta dan mencederai 21 orang Minggu di Afghanistan dalam serangan terhadap konvoi logistik untuk pasukan NATO di negara itu.
Pemboman itu dilakukan di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, kata beberapa pejabat keamanan setempat, dengan menambahkan bahwa aparat-aparat keamanan itu sedang mengawal konvoi logistik yang ditujukan bagi Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO.
"Serangan itu terjadi sekitar pukul 18.30. Seorang penyerang bunuh diri meledakkan mobilnya yang berisi bom di dekat perusahaan keamanan swasta," kata Zalmay Ayoubi, seorang juru bicara gubernur Kandahar, kepada AFP.
"Ia menyerang konvoi logistik. Akibatnya, dua orang tewas dan 21 cedera," katanya.
Ayoubi mengidentifikasi perusahaan itu sebagai Afghanistan Naween dan mengatakan, serangan tersebut terjadi di dekat kantor perusahaan itu.
Seluruh korban tewas dan cedera adalah pegawai perusahaan keamanan tersebut, kecuali satu korban luka sipil, tambah Ayoubi.
Kandahar, tempat lahirnya Taliban, menjadi salah satu daerah paling mematikan dalam konflik hampir 10 tahun di Afghanistan.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011