Gerilyawan separatis utama Partai Buruh Kurdistan (PKK) beroperasi dari kamp-kamp di daerah pegunungan Qandil di kawasan Kurdi Irak utara, lapor Reuters.
Serangan udara Turki menghantam sasaran-sasaran di distrik Soran, kata situs berita sebuah partai Kurdi yang dipimpin Presiden Irak Jalal Talabani. Situs Persatuan Patriotik Kurdistan tidak memberikan penjelasan terinci lebih lanjut mengenai korban atau kerusakan.
Serangan-serangan udara dalam beberapa pekan ini telah menyulut ketegangan antara Turki dan daerah semi-otonomi Kurdi di Irak.
Antara 145 dan 160 militan tewas dalam serangan-serangan udara dan artileri terhadap sejumlah pangkalan PKK di Irak utara pada Agustus, kata angkatan bersenjata Turki.
Sabtu, Iran, tetangga Turki di tenggara, mengatakan, pasukannya membunuh atau melukai 30 anggota PJAK (Partai Kehidupan Bebas Kurdistan), sebuah cabang PKK.
PKK menyatakan yakin bahwa Turki dan Iran mengkoordinasikan serangan-serangan di kawasan itu dan mengatakan, mereka akan menyatukan kekuatan dengan PJAK untuk membalasnya.
Lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik sejak PKK mengangkat senjata dalam upaya membentuk pemerintahan Kurdi pada 1984. PKK dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa.
Gelombang serangan udara lintas-batas akhir-akhir ini dilakukan setelah gerilyawan PKK membunuh lebih dari 40 personel keamanan Turki pada Juli.
Dua orang milisi ditembak mati pada Minggu, kata beberapa pejabat keamanan. Mereka sedang berpatroli di provinsi pegunungan tenggara Hakkari yang berbatasan dengan Irak ketika diserang.
Milisi desa seringkali direkrut dari para penggembala untuk mengamankan daerah-daerah terpencil dari PKK.
Empat buruh cedera dalam ledakan granat ketika sedang bekerja di sebuah lokasi pembangunan di dekat kantor polisi di Hakkari.
Dua prajurit ditembak mati pada Sabtu di Tunceli, sebuah provinsi lain wilayah tenggara dimana gerilyawan PKK aktif dalam beberapa bulan ini. Prajurit-prajurit itu diserang ketika berpatroli di daerah pedesaan Geyiksuyu, kata kantor berita Anatolia mengutip pernyataan pemerintah provinsi. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011