Manggarai, Flores (ANTARA News) - Bupati Manggarai Nusa Tenggara Timur Christian Rotok mengatakan, aktivitas gunung api Anak Ranaka saat ini relatif normal, sehingga belum perlu melakukan evakuasi terhadap warga yang bermukim di kaki gunung yang dikenal dengan nama Namparnos itu.
"Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Manggarai dan Tim Pemantau aktivitas gunung api di wilayah ini, menyebut aktivitas vulkanik gunung api itu dalam keadaan normal, sehingga belum perlu dilakukan evakuasi kecuali langkah antisipasi," kata Bupati Rotok melalui telepon genggamnya di Ruteng, Minggu.
Ia mengatakan hal itu, menanggapi Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya yang meminta Bupati Manggarai dan Flores Timur menyiapkan langkah antisipasi di lapangan menyusul meningkatnya aktivitas Gunung Anak Ranakah dan Lewotobi.
Langkah antisipasi ini penting untuk menghindari kemungkinan meletusnya dua gunung berapi itu di ujung Timur dan barat Pulau Flores itu," kata Gubernur Frans Lebu Raya, di Kupang, Jumat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan adanya peningkatan aktivitas tiga gunung berapi di Nusa Tenggara. Dua diantaranya terdapat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Bupati Rotok, sejak gunung anak Ranaka ditetapkan menjadi Waspada, pihak melalui BNPB Manggarai melakukan penyuluhan kepada warga yang menetap di lereng gunung api itu untuk selalu waspada dan melakukan tindakan penyelamatan apabila sesewaktu gunung tersebut meletus.
"Ada sekitar ribuan warga Desa Wae Rii Kecamatan Poco Ranaka yang tinggal dan menetap dilereng gunung api itu dan sudah diingatkan untuk selalu waspada terhadap aktivitas gunung itu demi keselamatan jiwa dan raga, jika terjadi bencana letusan," katanya.
Ia mengatatakan sudah berulang kali warga desa Wae Rii ini diminta untuk pindah dari lokasi saat ini, namun selalu gagal, karena warga sudah menyatu dengan lingkungan itu, meskipun selalu ada ancaman letusan gunung api itu.
Bupati yang saat ini memimpin daerah itu pada periode kedua itu mengatakan sudah melakukan langkah antisipasi dengan skenario penyelamatan.
"Pemerintah Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur sedang mempersiapkan skenario mengevakuasi warga yang bermukim di lereng Gunung Anak Ranaka untuk menghindari bahaya jika terjadi letusan.
"Sudah ada rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk menyiapkan langkah antisipasi jika terjadi letusan yang membahayakan penduduk di sekitar gunung," kata Bupati Manggarai, Christian Rotok.
Anak Gunung Ranaka yang disebut dengan nama Namparnos itu, berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan satu dari dua gunung berapi di Nusa Tenggara Timur yang sejak akhir Agustus 2011 ada peningkatan aktivitas.
Kedua gunung itu adalah Gunung Lewotobi Perempuan di bagian tenggara Pulau Flores Timur, NTT, yang menunjukkan peningkatan aktivitas sehingga dinaikkan menjadi waspada pada 31 Agustus 2011 pukul 15.00 WITA.
Sementara satunya adalah Gunung api Anak Ranakah, di Kabupaten Manggarai, ujung barat Pulau Flores dinaikkan statusnya menjadi waspada terhitung tanggal 26 Agustus 2011 pukul 15.00 WITA.
Kenaikan status itu disebabkan sejak Juni 2011 terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam dan dangkal.
Pada 24 Agustus 2011, terekam 24 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal di Anak Ranakah. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011