Di Ukraina, darah dan air mata terus mengalir
Jakarta (ANTARA) - Berikut adalah rangkuman kabar terkini tentang invasi Rusia di Ukraina.
Sorotan Utama
* PM Naftali Bennett mengatakan Israel terus berupaya memediasi Rusia dan Ukraina meskipun kesepakatan tampaknya sulit untuk dicapai.
* Pertempuran telah menghentikan upaya evakuasi penduduk di kota Mariupol yang terkepung sejak Minggu.
* Orang-orang yang meninggalkan kota Irpin di dekat Kiev terpaksa mencari perlindungan ketika pasukan Rusia menembakkan roket, kata saksi mata.
* Amerika Serikat telah melihat laporan yang sangat kredibel tentang serangan yang disengaja terhadap warga sipil di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Baca juga: Kisah Senn Penn selama di Ukraina dan lewati perbatasan Polandia
* Wali Kota Mariupol mengaku dulu memimpikan untuk merevitalisasi kota, namun kini prioritas utamanya adalah membantu sekitar 400.000 orang yang terperangkap di kota itu.
* Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak Putin untuk menyatakan gencatan senjata di Ukraina, membuka koridor kemanusiaan dan menandatangani perjanjian damai.
* Polisi menahan lebih dari 4.600 orang dalam unjuk rasa di seluruh Rusia yang memprotes invasi Presiden Vladimir Putin di Ukraina, menurut kelompok pemantau protes independen.
Sanksi dan Reaksi
* Penyedia layanan hiburan daring Netflix, firma akuntansi KPMG dan PWC, dan penyedia jasa keuangan American Express memutus hubungan bisnis dengan Rusia ketika konfliknya dengan Ukraina meningkat.
* AS dan sejumlah negara Eropa mempertimbangkan untuk melarang impor minyak dari Rusia, kata Menlu Blinken.
* Moody's memangkas peringkat kredit Rusia menjadi Ca, level terendah kedua dalam pemeringkatan.
Baca juga: Emas sentuh 2.000 dolar di Asia karena perang Rusia-Ukraina berlanjut
Kata Mereka
"Di Ukraina, darah dan air mata terus mengalir. Ini bukan sekadar operasi militer tapi perang yang membawa kematian, kehancuran dan penderitaan," kata Paus Fransiskus, menolak istilah "operasi militer" yang digunakan Rusia.
"Hati saya tercabik-cabik," kata Olla Kucher, direktur panti asuhan Central Christian Orphanage di Zaporizhzhia setelah mengevakuasi lebih dari 200 anak-anak dari kota itu. "Saya kehabisan kata-kata. Dan saya merasa kasihan dengan anak-anak ini. Mereka masih kecil."
"Saya terpaksa membuat pilihan dan saya memilih keluarga musik saya daripada yang lain," kata Tugan Sokhiev, konduktor kepala Teater Bolshoi di Moskow yang prestisius, dalam unggahan di Facebook, di mana dia mengatakan keluar dari pekerjaannya setelah ditekan untuk mengutuk invasi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Media sosial terlalu kuat untuk propaganda Rusia
Baca juga: Ukraina bantah diskriminasi pelajar asing dalam upaya evakuasi
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022