Jayapura (ANTARA) - Tim Operasi Damai Cartenz, Senin (7/3), mengevakuasi delapan jenazah korban penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) di pedalaman Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri kepada Antara, Senin, mengatakan proses evakuasi tersebut dilakukan melalui Distrik Sugapa di Kabupaten Intan Jaya, sebelum diterbangkan ke Timika.

"Mudah-mudahan cuaca dan faktor lainnya mendukung, sehingga semua jenazah dapat tiba di Timika, termasuk anggota yang melakukan evakuasi," kata Mathius ketika dihubungi Antara dari Jayapura, Senin.

Proses evakuasi melalui transit di Sugapa tersebut dilakukan karena lebih dekat dengan lokasi, sehingga dapat mempermudah proses selanjutnya ketika jenazah sudah dibawa ke luar.

Sebelumnya, Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Pol. Muhammad Firman menjelaskan tiga helikopter dikerahkan untuk mengevakuasi jenazah delapan karyawan PT PTT tersebut.

Sejak pukul 07.30 WIT, helikopter sudah terbang menuju lokasi kejadian di perbatasan Kabupaten Puncak dengan Kabupaten Intan Jaya, kata Firman kepada Antara, Senin.

Ketiga helikopter yang dikerahkan untuk mengevakuasi korban tersebut merupakan dua helikopter sipil dan satu dari TNI.

"Mudah-mudahan evakuasi dapat berjalan aman dan lancar," kata Firman.

Penyerangan terhadap karyawan PT PTT tersebut terjadi Rabu (2/3), dengan satu korban selamat bernama Nelson Sarira dan delapan korban meninggal dunia.

Delapan korban meninggal dunia itu ialah tiga karyawan PTT, yaitu Billy Garibaldi, Renal Tegasye Tentua, dan Bona Simanulang; seorang warga yang menjadi pemandu Gogon atau Bebi Tabuni; serta empat karyawan kontraktor yakni Jamaluddin, Syahril Nurdiansyah, Ibo, serta Eko Septiansyah .

Baca juga: KSP kecam insiden penyerangan KKB di Papua
Baca juga: Evakuasi jenazah karyawan PTT di Beoga, Kab. Puncak dijadwalkan Senin
Baca juga: Tim Damai Cartenz evakuasi satu korban selamat penyerangan KKB

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022