Jakarta (ANTARA News) - Legenda klub AC Milan Italia pecundangi Indonesia All Star Legend 5-1 pada pertandingan amal "AC Milan Glorie Asia Disaster Tour" melawan Indonesia All Star Legend di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu.
Gol kemenangan tim yang tergabung dalam AC Milan Glorie itu tercipta lewat Serginho menit 12, 19, 43 dan 60 serta Nelson Dida pada menit 50. Sedangkan gol tuan rumah dicetak oleh Ricky Yakobi menit 86.
Meski usianya tidak muda lagi, legenda AC Milan era 1980-an hingga 2000-an itu masih tetap menampilkan kemampuan terbaiknya seperti saat menjadi tulang punggung klub asal Kota Milan itu.
Terbukti, pertandingan baru berjalan 12 menit, gelandang lincah asal Brasil, Serginho mampu menjebol gawang tim tuan rumah yang dikawal oleh Hendro Kartiko sehingga merubah kedudukan menjadi 1-0.
Tuan rumah yang dimotori Ansyari Lubis sebetulnya juga terus berusaha memberikan perlawanan. Tetapi upaya yang dilakukan oleh Ricky Yakobi dan Rochy Puttiray berhasil dipatahkan barisan pertahanan Milan yang dimotori Franco Baresi.
Berusaha menyerang legenda Indonesia terledor dipertahanan. Lagi-lagi Serginho menjadi momok bagi tuan rumah. Pemain asal Brasil itu kembali mencetak gol pada menit 19 sehingga merubah kedudukan menjadi 2-0 untuk AC Milan Glorie.
Tertinggal 0-2, Indonesia All Star Legend yang dilatih oleh Benny Dolo berusaha menekan lawan. Beberapa kali peluang tercipta lewat kaki Rocky Puttiray, hanya saja serangan itu dimentahkan oleh penjaga gawang AC Milan Glorie, Nelson Dida.
Keasyikan menyerang kembali membuat pertahanan Indonesia All Star Legend terbuka. Dampaknya Serginho mampu mencetak hattrick setelah mampu menjebol gawang Hendro Kartiko pada menit 3-0. Kedudukan ini berlangsung hingga babak pertama usai.
Memasuki babak kedua anak asuh Benny Dolo berusaha mengejar ketertinggalannya. Tekanan terus dilakukan hingga Kurniawan DY mampu melesakkan tendangan kencang ke gawang lawan. Tapi berkat kesigapan penjaga gawang kedua yaitu Massimo Taibi, gawang AC Milan Glorie tetap aman.
Pada babak kedua ini kedua tim melakukan perombakan. Bahkan dikubu Milan sang penjaga gawang yang digantikan Massimo Taibi yaitu Nelson Dida menjadi striker dan langsung mampu menjebol gawang Hendro Kartiko pada menit 50 sehingga merubah kedudukan menjadi 4-0.
Masuknya Nelson Dida sebagai striker benar-benar menjadi momok bagi tuan rumah. Terbukti assistnya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Serginho pada menit 60 sehingga membuat kedudukan menjadi 5-0.
Tertinggal cukup jauh tidak menyurutkan semangat legenda Indonesia. Kesempatan mempendek selisih golpun terjadi setelah Rochy Puttiray dijatuhkan dikontak terlarang dan wasit menunjuk titik putih.
Ponaryo Astaman ditunjuk menjadi algojo. Tapi sayang tendangannya mampu ditepis oleh Massimo Taibi sehingga tidak merubah kedudukan. Sebetulnya peluang tuan rumah cukup banyak tetapi selaku gagal menciptakan gol.
Masuknya Ricky Yakobi menggantikan Rochy Puttiray pada menit 86 berdampak positif. Meski baru masuk kurang dari satu menit, pemain ini langsung mampu mencetak gol bagi tim Indonesia All Star Legend sehingga merubah kedudukan menjadi 1-5.
Hingga peluit panjang tanda pertandingan usai ditiup oleh wasit Jimmy Napitupulu, AC Milan Glorie mampu mempertahankan keunggulannya dengan skor akhir 5-1.
Pemain Indonesia All Star Legend, Hendro Kartiko (gk), Yeyen Tumena, Charis Yulianto, Ansyari Lubis/Fachry Husaini, Ponaryo Astaman, Jaya Hartono/Patar Tambunan, Aji Santoso/Elly Idris, Bima Sakti, Widodo Cahyono Putro/Kurniawan DY,Ricky Yakobi dan Rochy Puttiray/Rully Nere.
Adapun pemain AC Milan Glorie, Nelson Dida (gk), Roque Junior, Franco Baresi/Roberto Mussi, Alessandro Costacurca, Stefano Nava, Gianluigi Lentini, Stefano Eranio, Christian Lantignotti, Federico Giunti, Serginho dan Jean Pierre Papin. (*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
bahasa yang digunakan di artikel ini sangat provokatif, seakan-akan Indonesia hina didepan punggawa MIlan. saya selaku warga negara Indonesia, tidak setuju dengan penggunaan kalimat dan bahasa dalam artikel ini dengan alasan;
1. sepakbola adalah ajang pemersatu bukan pemecah belah
2. esensi dari pertandingan ini adalah charity, kenapa unsur charitynya tidak dibahas?
3. Anda seharusnya malu dengan nasionalisme anda. Mana yang anda pilih, Indonesia atau Milan?