Penemuan itu membuat sejumlah warga di wilayah itu beramai-ramai mendatangi lokasi, sehingga membuat aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Lowokwaru mengamankan lokasi dengan memberikan garis polisi.
"Saat ini kita amankan dulu lokasi temuan gua ini, dan akan kita koordinasikan dengan Dinas Pariwisata Kota Malang serta sejumlah pengamat arkeologi," kata Kepala Polsek Lowokwaru, Kompol David Subayo.
Ia menjelaskan, pengamanan di sekitar gua dilakukan oleh petugas agar warga yang mendatangi lokasi temuan tidak sembarang masuk ke gua sehingga bisa membahayakan.
"Kita larang mereka untuk masuk ke dalam gua, sebab dikhawatirkan adanya gas beracun yang bisa membahayakan nyawa manusia," katanya.
Ia mengaku, menerima laporan penemuan gua itu setelah banyaknya warga yang mendatangi lokasi dan mencoba masuk ke gua dengan menggunakan sejumlah alat penerangan yang ada seperti lampu pijar dan obor.
Polsek Lowokwaru tidak ingin gegabah terkait dengan temuan gua itu termasuk tidak mau menduga apakah gua itu berasal dari zaman prasejarah atau Belanda.
"Yang kita lakukan saat ini hanya mengamankan, sebab ini terkait dengan adanya keramaian di sekitar temuan gua," katanya.
Sangat, mengaku, dirinya tidak sengaja menemukan gua setinggi tubuh manusia dewasa saat akan mengubur kambing di belakang rumah.
"Saat saya akan mengubur kambing, tiba-tiba ada gua dan terbagi menjadi dua jalur, kemudian saya laporkan ke polisi," kata Sangat yang warga Dusun Chumprit, Joyo Tamansari 1, Kelurahan Merjosari itu.
Ia mengharapkan, temuan gua itu bisa ditindaklanjuti oleh dinas terkait, sehingga bisa dijadikan lokasi wisata di kawasan Lowokwaru, Malang.
(T.KR-MSWM029)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011