S (ANTARA) - Euro jatuh ke level terendah baru 22-bulan terhadap dolar dan mencapai palung multi-tahun terhadap yen, franc Swiss dan sterling di sesia Asia pada Senin pagi, karena perang di Ukraina mendorong harga-harga komoditas dan memicu ketakutan akan kejutan stagflasi yang akan sangat merugikan Eropa.
Mata uang bersama turun sebanyak 0,6 persen menjadi 1,0864 dolar di awal perdagangan Asia, terendah sejak Mei 2020, membuka jalan ke palung 2020 di sekitar 1,0636 dolar.
Euro jatuh di bawah satu franc Swiss, mencapai 0,9982, untuk pertama kalinya sejak Swiss keluar dari patok euro mereka pada 2015.
Minyak berjangka, yang melonjak lebih dari 20 persen minggu lalu, melonjak 10 persen karena Amerika Serikat dan Eropa mempertimbangkan larangan impor Rusia. Harga gas Eropa telah mencapai rekor pada Jumat (4/3/2022).
Baca juga: Minyak melonjak 10 persen di Asia, euro jatuh karena reli obligasi
"Ini adalah berita yang sangat buruk bagi pertumbuhan global - khususnya Eropa, mengingat ketergantungan mereka pada gas dari Rusia," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
"Secara keseluruhan, ini adalah kejutan pasokan besar dan buruk lainnya di atas dampak COVID yang masih ada, dengan konsekuensi inflasi yang serius yang sama sekali tidak memberi ruang bagi bank sentral untuk 'memberi peluang pertumbuhan'."
Pertempuran meningkat selama akhir pekan dan upaya gencatan senjata untuk memungkinkan warga sipil mengungsi dari kota Mariupol yang terkepung tampaknya sejauh ini gagal.
Rusia menyebut operasi militer yang diluncurkan pada 24 Februari sebagai "operasi militer khusus" dan mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.
Karena euro jatuh ke level terendah 15-bulan di 124,78 yen dan menyentuh level terendah sejak pertengahan 2016 pada pound di 82,23 pence, mata uang komoditas naik seiring kenaikan harga ekspor.
Baca juga: Euro terus jatuh setelah berita kebakaran di pembangkit nuklir Ukraina
Dolar Australia naik 0,3 persen ke level tertinggi empat bulan di 0,7390 dolar AS. Harga spot untuk batu bara Australia naik lebih dari 70 persen dalam waktu sekitar seminggu karena pembeli mencari alternatif untuk energi Rusia.
Gandum, ekspor Australia lainnya, naik sekitar 50 persen sejak awal Februari. Terhadap euro yang meluncur, Aussie naik lebih dari 10 persen dalam waktu sekitar satu bulan.
Dolar Selandia Baru naik ke level tertinggi tujuh minggu di 0,6879 dolar AS, meskipun beberapa analis berpikir kenaikan bisa rentan jika situasi geopolitik memburuk dan perang meluas.
Sterling telah terbebani oleh penjualan dalam euro dan jatuh ke level terendah dua bulan pada Jumat (4/3/2022) di 1,3201 dolar AS.
Dolar AS juga naik terhadap yen dan franc Swis , menguat sekitar 0,4 persen pada franc menjadi 0,9200 dan sekitar 0,3 persen lebih tinggi terhadap yen di 114,93.
Indeks dolar AS stabil di 98,826, dekat puncak 22-bulan pada Jumat (4/3/2022) di 98,925.
Data inflasi AS dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pekan ini adalah acara utama yang dijadwalkan.
Para ekonom memperkirakan ECB akan menunggu hingga bulan-bulan terakhir tahun ini untuk menaikkan suku bunga, menurut jajak pendapat Reuters.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022