Menurut Pimpinan Produksi Teater Koma Ratna Riantiarno, awalnya lakon "Sampek Engtay" direncanakan untuk pentas pada 2020.
Dalam rentang dua tahun, kata Ratna, lakon telah mengalami empat kali pergantian jadwal dan penyuntingan ulang naskah untuk mengurangi durasi lakon untuk memberikan pertunjukan terbaik bagi 1.200 pembeli tiket.
Kini lakon tersebut diselenggarakan dengan kapasitas 50 persen sesuai dengan protokol kesehatan, dihadiri oleh para penonton yang sudah membeli tiket sejak dua tahun lalu.
Baca juga: Kembali ke panggung teater, Slamet Rahardjo seperti pulang kampung
Baca juga: "Goro-Goro: Mahabarata 2" padukan pewayangan dengan teknologi visual
Ratna mengatakan lakon "Sampek Engtay" yang akhirnya naik panggung ini merupakan cara Teater Koma menanggapi dukungan dan kepercayaan para pemegang tiket yang selama dua tahun tetap menunggu.
"Tentunya, antusiasme dan kesabaran para penikmat seni memberikan kami energi dan semangat tersendiri untuk terus beradaptasi dengan segala perubahan. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas kepercayaan para penikmat seni yang selama dua tahun tetap setia menanti lakon 'Sampek Engtay' naik panggung," katanya melalui keterangan resmi, Senin.
"Sampek Engtay" berkisah tentang seorang gadis dari Serang bernama Engtay yang ingin bersekolah ke Betawi. Pada masa itu, perempuan dilarang bersekolah. Setelah berusaha keras meyakinkan orang tuanya, Engtay pergi ke Betawi dengan menyamar sebagai laki-laki.
Saat tersesat di jalan, Engtay bertemu dengan Sampek, yang kebetulan hendak pergi ke sekolah yang sama. Setelah pertemuan itu, cinta Engtay mulai bersemi.
Naskah "Sampek Engtay" ditulis dan disutradarai N. Riantiarno dengan co-sutradara Ohan Adiputra. Lakon ini turut menampilkan Tuti Hartati, Ratna Riantiarno, Budi Ros, Emanuel Handoyo, Bayu Dharmawan, Daisy Lantang, Angga Yasti, Hengky Gunawan, Adri Prasetyo, Sir Ilham Jambak, Rangga Riantiarno, dan Lutfi Ardiansyah.
Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian berpendapat bahwa lakon "Sampek Engtay" merupakan bukti inovasi Teater Koma untuk menyajikan pementasan berkualitas di tengah pandemi.
Setelah genap 45 tahun berdiri pada awal Maret, Renitasari mengatakan Teater Koma konsisten memproduksi ratusan pertunjukan yang kaya pesan moral untuk dinikmati oleh para penikmat seni.
"Dirgahayu Teater Koma, semoga di usianya yang semakin matang ini, Teater Koma terus melahirkan karya dan menghibur para penikmat seni terutama generasi muda," ujarnya.
Baca juga: Pertunjukan teater "Sie Jin Kwie" besok tayang di YouTube
Baca juga: Teater Koma mundurkan jadwal pentas "Sampek Engtay" akibat corona
Baca juga: Teater Koma pentaskan "J.J Sampah-Sampah Kota " versi masa kini
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022