Kebumen (ANTARA News) - Arus balik kendaraan dari arah timur di jalur selatan Jawa Tengah, di ruas Kebumen-Gombong pada Sabtu malam macet total.
Berdasarkan pantauan, semula kemacetan hanya terjadi di sekitar kota Gombong, mulai Sabtu sore antrean kendaraan bertambah panjang mencapai kota Kebumen.
Antrean kendaraan arus balik yang didominasi kendaraan pribadi tersebut mulai terjadi di jalur lingkar kota Kebumen. Mulai Pertigaan Kedung Bener arus kendaraan dari arah timur diarahkan lewat jalan lingkar dan tidak diperkenankan melalui tengah kota Kebumen untuk menghindari penumpukan arus kendaraan di tengah kota.
Kondisi tersebut mengakibatkan arus kendaraan di jalan lingkar semakin padat dan terjadi antrean panjang hingga kota Gombong.
Sejumlah petugas polisi terlihat mengatur arus lalu lintas di beberapa titik persimpangan. Di Simpang Lima Kebumen, petugas mengarahkan kendaraan minibus untuk melalui jalur alternatif Adimulyo tembus Guyangan, Sruweng untuk mernghindari kemacetan.
Kemacetan arus kendaraan tersebut bukan hanya sampai Gombong, tetapi hingga Sumpiuh perbatasan Kebumen dengan Banyumas. Kemacetan di daerah tersebut bersamaan dengan kembalinya masyarakat dari tamasya di Gua Jatijajar dan pantai Logending.
Hingga sekitar pukul 21.30 WIB kemacetan di jalur Kebumen-Gombong belum bisa terurai meskipun sebagian kendaraan dialihkan melalui jalur alternatif.
Petugas ORARI Kebumen, Gagat Saptono, mengatakan, diperkirakan pada Sabtu malam (H+3) ini merupakan puncak arus balik karena mulai Senin (5/9) mereka harus masuk kerja.
Ia mengatakan, antrean kendaraan malam ini paling panjang dibanding hari-hari sebelumnya.
Seorang warga Jakarta yang pulang dari berlebaran di Prembun, Kebumen, Yusuf, mengatakan, memilih pulang Sabtu agar pada Minggu sampai di Jakarta dan sempat istirahat sebelum masuk kerja pada hari Senin.
"Kami memasuki Kebumen sekitar pukul 18.00 WIB dan baru bisa mencapai Gombong sekitar pukul 21.30 WIB, padahal dalam kondisi normal Kebumen-Wonosobo hanya membutuhkan waktu tempuh 15 hingga 20 menit," katanya. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011