Brebes (ANTARA News) - Aneka olahan telur asin khas Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, laris manis diburu para pembeli untuk oleh-oleh di Jakarta dan kota lainnya saat arus balik Lebaran 2011, Sabtu.
Di pusat oleh-oleh khas daerah itu, di sepanjang Jalan Diponegoro, Kabupaten Brebes terlihat ratusan toko dan lapak pedagang telur asin ramai pengunjung.
Bahkan antrean pembeli terlihat hampir di setiap toko yang menyediakan bermacam jajanan termasuk telur asin.
"Setiap akan kembali ke Jakarta saya pasti menyempatkan diri mampir ke pusat oleh-oleh untuk membeli telur asin rebus dan panggang khas Brebes," kata seorang pembeli, Yusnita (37).
Selain untuk dinikmati sendiri, katanya, sebanyak 50 butir telur asin yang dibelinya itu akan dibagikan kepada kerabat di Jakarta.
"Setiap saya kembali ke Jakarta usai mudik Lebaran, pasti para tetangga dan teman kantor pesan minta dibawakan oleh-oleh telur asin Brebes," kata Yusnita yang pemudik berasal dari Sragen hendak kembali Jakarta tersebut.
Seorang pembeli telur asin lainnya, Susilowati (43), mengaku, selalu singgah ke toko oleh-oleh khas Brebes itu untuk membeli bermacam olahan telur asin.
"Saya membeli 100 butir telur asin, sebanyak 30 untuk konsumsi keluarga sendiri, sedangkan sebagian lainnya merupakan pesanan kerabat dan teman-teman kantor," katanya.
Seorang pedagang telur asin, Diana (45), mengatakan, pada hari biasa terjual antara 1.000-1.500 butir per hari.
"Namun, saat arus balik Lebaran penjualan sehari mencapai antara 5.000-8.000 butir," katanya Diana yang menjual telur di kiosnya di jalur Pantura Brebes itu.
Ia mengatakan, peningkatan penjualan telur asin saat arus balik Lebaran bisa mencapai lebih dari 500 persen, karena setiap pembeli akan membawa pulang telur asin paling sedikit 10 butir untuk oleh-oleh kerabat, keluarga, atau tetangga di Jakarta serta kota lainnya.
Selain menyediakan telur asin rebus, katanya, ratusan pedagang yang berderet di sepanjang jalur Pantura Brebes tersebut juga menjual telur asin asap, bakar, dan panggang.
"Untuk harga telur asin rebus Rp2.500 per butir, sedangkan telur asin bakar, asap, dan panggang dijual masing-masing seharga Rp3.000 per butir," katanya.
Ia mengatakan, telur asin berbagai olahan yang dijualnya tersebut merupakan telur itik pangon (itik yang digembalakan di sawah, red.), sehingga warna kuning telur cukup mencolok sedangkan rasanya lebih nikmat, berbeda dengan itik ternak yang warna kuningnya lebih muda dari itik pangon.
"Bagi para penggemar telur asin, pasti lebih memilih telur itik pangon meskipun harganya lebih tinggi dari telur ternak atau selisih Rp300-Rp500 per butir," katanya.
Seorang pedagang telur asin di lapak pinggir jalan raya setempat, Rudi (32), mengaku, sengaja berjualan telur asin di trotoar sebelah barat Jembatan Pemali, saat arus mudik dan balik Lebaran untuk meraup untung lebih banyak dari para pemudik yang akan pulang ke Jakarta atau kota lainnya.
"Jika hari biasa saya berjualan di dekat Pasar Bawang, namun saat arus mudik dan balik Lebaran, saya langsung mengangkut semua barang dagangan ke trotoar pantura," katanya.
Ia mengatakan, sudah tujuh kali Lebaran menggelar dagangannya di jalur padat lalu lintas tersebut untuk menarik para pembeli berasal dari luar kota yang mencari oleh-oleh khas Brebes, antara lain telur asin.
"Pada hari biasa saya hanya menjual tidak lebih dari 300 butir telur asin, namun saat arus mudik dapat menjual sekitar 600-800 butir telur asin rebus, panggang, serta asap," katanya. (ANT-281/M029/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011