Sukoharjo (ANTARA News) - Beberapa jalur alternatif di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kurang diminati pemudik, terbukti hanya sedikit mereka yang melintasi jalan itu pada H+3 Lebaran 2011 atau Sabtu.
Kepala Dinas Perhubungan, Informatika, dan Komunikasi Kabupaten Sukoharjo, Bambang Sutrisna, di Sukoharjo, Sabtu, mengatakan, situasi lalu lintas di berbagai jalur alternatif masih terpantau landai.
Ia memperkirakan, pada Sabtu sebagai puncak arus balik Lebaran 2011 di daerah itu.
"Para pemudik kemungkinan tidak mengetahui jalur-jalur selain jalan mudik utama dan mereka mungkin takut tersasar," katanya.
Pihaknya telah mengupayakan pemberian berbagai tanda arah jalur alternatif di sejumlah lokasi terdekat dengan jalan tersebut agar pemudik berasal dari luar kota dapat menggunakannya dan terhindar dari penumpukan kendaraan.
Situasi arus lalu lintas cukup landai di jalur alternatif tersebut, katanya, terasa mulai arus mudik pada H-7 Lebaran 2011 hingga saat ini.
Pihaknya sebelumnya memetakan enam jalur alternatif mudik untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas di jalur utama daerah itu.
Sebanyak enam jalur tersebut adalah jalur Terminal Sukoharjo-DKR-Pasar Bekonang-Simpang Tiga Brigif Palur untuk pemudik dari Wonogiri ke arah Surabaya, jalur simpang lima-Carikan-Bulakan untuk pemudik dari Wonogiri ke Yogyakarta, dan jalur simpang tiga Langenharjo-dr. Oen Solo Baru-Daleman untuk pemudik dari Sukoharjo ke Yogyakarta.
Jalur alternatif lainnya adalah jalur simpang tiga Ngasem belok ke kiri untuk arus Boyolali ke arah Surabaya dan jalur Tanjung Anom-Dalem dari arah Solo ke Yogyakarta.
Selain itu, Jalan Slamet Riyadi Kartasura melalui simpang tiga Tugu Pajang untuk pemudik berasal dari Solo ke arah Yogyakarta.
Ia mengatakan, jalur alternatif lainnya juga terpantau cukup landai karena jalur mudik utama yakni Jalan Raya Sukoharjo-Wonogiri tergolong lebar dan nyaman dilalui pemudik.
"Kepadatan arus memang terasa namun tidak adanya kemacetan membuat pemudik lebih banyak memanfaatkan jalur utama," katanya. (ANT-202/M029/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011