... Kami sangat tidak menginginkan ada hal merugikan terjadi pada semua orang. Kami ada untuk menjamin hal itu...
Denpasar (ANTARA News) - Tidak ada personel yang cuti atau libur, semua harus berada di pos masing-masing. Demikian kurang-lebih cara Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung, Bali, menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan yang menghabiskan waktu untuk tetirahan di pantai-pantai.
"Ke-18 pos pemantauan yang tersebar di Kabupaten Badung mulai dari Nusa Dua, Uluwatu, Kuta, Legian hingga Canggu, pengawasannya lebih diintensifkan sehubungan cuti bersama terkait Idul Fitri 1432 H ," kata Koordinator Balawista Badung, I Made Suparka, di Denpasar Kamis.
Ia mengatakan, hal itu dilakukan mengingat Bali menjadi lokasi kegemaran wisatawan dalam dan luar negeri. Apalagi Pantai Kuta-Legian dan sekitarnya. Bisa dibilang: belum sah ke Bali kalau belum ke Kuta.
Bukan cuma turis saja, karena warga setempat Bali juga banyak yang pelesiran di pantai-pantai di Bali selatan itu.
Di Pantai Kuta, semisal, mereka berbaur dengan turis domestik pun mancanegara. Mulai dari bermain pasir putih, cebur-ceburan di perairan dangkal pantai, sampai berselancar. Atau cuma sekedar nongkrong-nongkrong dan ngobrol atau berfoto-foto untuk kemudian diunduh ke facebook masing-masing.
Ia menjelaskan, setiap pos dijaga oleh tujuh hingga delapan orang dalam dua gilir, yakni mulai pukul 07.00-14.00 dan 12.00-19.00 waktu setempat.
Dengan demikian pada siang hari mulau pukul 12.00 hingga 14.00 WITA petugasnya ganda, karena pengunjung pada saat-saat itu membludak.
Pihaknya selalu mengingatkan kepada pengunjung lewat pengeras suara untuk mengakhiri aktivitas di laut setelah pukul 19.00 WITA, karena cuaca mulai gelap.
Oleh sebab itu masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak berenang atau beraktivitas di tengah kegelapan laut, harap Made Suparka.
"Kami sangat tidak menginginkan ada hal merugikan terjadi pada semua orang. Kami ada untuk menjamin hal itu," tutur Suparka.
Ia mengakui, padatnya pengunjung pantai Kuta terutama yang melakukan aktivitas bermain papan selancar di atas gelombang ombak yang dahyat menyebabkan tabrakan antar peselancar, terutama bagi yang baru-baru mencoba. Kalau terjadipun, jangan sampai berakibat fatal.
Bahkan beberapa orang di antaranya harus segera mendapat pertolongan dari tim dokter rumah sakit terdekat.
Hal itu berkat kesiapsiagaan dan kewaspadaan semua pihak, terutama masyarakat dan pengunjung untuk mematuhi larangan berenang di tempat-tempat yang berbahaya. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011