Komitmen lingkungan China telah mendapat sorotan tahun ini saat negara itu mencoba menopang pertumbuhan dan mengurangi dampak kebijakan pengendalian COVID-19 yang ketat pada ekonomi dan rantai pasokannya.
Presiden Xi Jinping mengatakan dalam sebuah pidato pada Januari bahwa tujuan rendah karbon yang ambisius di negara itu tidak boleh mengorbankan ketahanan energi dan pangan atau "kehidupan normal" orang-orang biasa.
Laporan kerja itu mencatat bahwa stabilitas, perluasan permintaan domestik dan ketahanan pangan dan energi akan tetap menjadi prioritas utama pada 2022.
Laporan itu mengatakan China akan "bekerja lebih keras" untuk membuat penggunaan batu bara lebih bersih dan lebih efisien, memperbarui pembangkit listrik tenaga batu bara agar lebih efisien, dan meningkatkan kapasitas jaringan untuk menyerap daya yang dihasilkan oleh sumber terbarukan.
Baca juga: China catat kenaikan terbesar penggunaan energi, batu bara sejak 2011
Tetapi upaya untuk mengurangi konsumsi batu bara dan membawa emisi ke tingkat maksimum akan dilakukan dengan "cara yang tertata dengan baik", tambahnya.
Ia juga mengatakan China akan mengambil tindakan yang lebih kuat untuk menangani polusi di sungai-sungai besar, danau dan teluk dan meningkatkan daur ulang.
Kelompok-kelompok lingkungan telah menyatakan keprihatinan bahwa ketakutan tentang ekonomi akan membuat China mundur dari komitmen lingkungannya.
Tidak ada target tahunan untuk intensitas energi --jumlah yang dikonsumsi per unit PDB-- dalam laporan Sabtu,.
Laporan itu juga mengatakan China tidak akan memasukkan proyek-proyek besar nasional dalam target pengendalian konsumsi energi negara.
Sumber: Reuters
Baca juga: China luncurkan kebijakan mekanisme transisi energi berorientasi hijau
Baca juga: Kapasitas energi terbarukan China naik pada 2021
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022