Jakarta (ANTARA News) - Meski silaturahmi masyarakat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baru dimulai pukul 15.00 WIB, beberapa kelompok warga sudah berdatangan ke kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, sejak Rabu pagi.

Di trotoar muka pintu gerbang Istana Kepresidenan Jalan Veteran yang masih tertutup rapat telah duduk beberapa orang sejak pukul 08.00 WIB. Mereka adalah sekelompok penyandang tuna netra yang secara rutin menyambangi Istana Kepresidenan untuk bersilaturahmi dengan Presiden SBY sejak 2008.

"Tidak ada pemberitahuan kalau mulainya baru sore, jadi kami berangkat ke sini pagi-pagi," ujar Masitoh, warga Gunung Batu, Bogor, yang berangkat ke Jakarta menumpang kereta api.

Masitoh ditemani oleh suaminya, Suhendi, tidak hanya sekedar ingin bersilaturahmi dengan Presiden dan Ani Yudhoyono. Pasangan suami-istri itu punya misi khusus yang telah dijalankan sejak empat tahun lalu namun belum membuahkan hasil.

Sejak 2008, Suhendi dan Masitoh bersilaturahmi kepada Presiden SBY dengan membawa sepucuk surat yang berisi permohonan bantuan untuk biaya perawatan anaknya, Mela, yang menderita thalasemia.

Mela harus menjalani perawatan tambah darah dua kali sebulan. Biaya cuci darah sebesar Rp1,2 juta dan berkat Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) biaya yang ditanggung tinggal Rp300 ribu. Namun, tahun depan Mela harus menjalani operasi berbiaya Rp20 juta untuk mengangkat kandungan zat besi di dalam darahnya.

"Mengumpulkan uang sebesar itu kan banyak sekali. Harus cari dari mana? Makanya kami coba dengan menyurati Presiden," tuturnya.

Surat itu selalu diserahkan oleh Suhendi kepada petugas penjaga pintu masuk karena diberlakukan peraturan bahwa segala surat yang ditujukan kepada Presiden tidak boleh disampaikan secara langsung dan harus ditinggalkan kepada petugas.

Suhendi juga tidak bisa menyampaikan niatnya secara langsung kepada Presiden SBY ketika bersalaman karena antrean warga yang terus mengalir.

Meski sampai saat ini tidak ada jawaban, Suhendi tidak jera dan tetap menyambangi Istana Negara untuk bersilaturahmi dengan niat yang sama.

"Mungkin saja tahun ini bisa tembus," ujarnya.

Suhendi mengaku sudah berupaya mencari sumber dana untuk biaya operasi anaknya ke beberapa pihak. Namun, ia tak kunjung mendapatkan pertolongan sehingga kunjungan rutin silaturahmi kepada Presiden pun tetap dijalaninya.
(D013)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011