belum seluruh provinsi melaporkan kasusnya
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 164 penduduk dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit Dengue yang terjadi di berbagai daerah hingga pekan kedelapan 2022 kata seorang pejabat di Kementerian Kesehatan RI.

"Kasus Dengue tahun 2022 sampai dengan pekan kedelapan secara kumulatif terlaporkan 15.269 kasus dengan 164 kematian," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Didik Budijanto yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat sore.

Ia mengatakan kasus tersebut berpotensi masih bertambah sebab daerah yang melaporkan laju kasus Dengue baru berasal dari 284 kabupaten/kota di 22 provinsi. "Saat ini belum seluruh provinsi melaporkan kasusnya," katanya.

Baca juga: Serang 253 warga, Kota Kupang tertinggi kasus DBD di NTT
Baca juga: 145 warga Lebak-Banten terserang DBD, empat meninggal

Menurut Didik saat ini terdapat penambahan kasus di pekan kedelapan sebanyak 1.493 kasus serta 19 kematian.

Suspek Dengue yang bersumber dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) di daerah secara kumulatif sampai dengan periode yang sama sebanyak 23.276 suspek.

"Kasus tertinggi Dengue dilaporkan dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah," katanya.

Didik mengatakan lonjakan kasus Dengue di Indonesia telah nampak sejak 2021. Saat itu angka akumulasi kasus mencapai 71.796 kasus. Sebanyak 696 pasien di antaranya dilaporkan meninggal.

Baca juga: Musim hujan pancaroba tiba, waspadai demam berdarah
Baca juga: Dinkes Kediri: Kasus DBD Januari hingga Februari 2022 capai 49 orang

Kasus Dengue sebagian besar terjadi pada kelompok usia 15-44 tahun mencapai 37,71 persen, 5-14 tahun mencapai 37,21 persen, 1-4 tahun 12,79 persen, di atas 44 tahun 9,88 persen dan kurang dari 1 tahun 2,60 persen.

"Jumlah tersebut merupakan akumulasi kasus Dengue yang tersebar di 467 kabupaten/kota pada 34 provinsi," katanya.

Didik menambahkan upaya Kemenkes dalam menekan laju kasus dilakukan dengan mengintensifkan gerakan 1 Rumah 1 Jumantik melalui keterlibatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di seluruh provinsi.

"Saat ini kami memiliki 6.122 koordinator, 4.498 supervisor dan 1.047 kader Jumantik di 34 provinsi," ujarnya.

Baca juga: Jumlah DBD tiga bulan capai 366 kasus di Jakarta Barat

Baca juga: 104 warga terserang, Sumba Barat Daya-NTT tetapkan KLB demam berdarah

Baca juga: Dinkes Kudus mencatat dua wilayah masuk zona merah DBD

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022