Jakarta (ANTARA) - Platform layanan dompet digital, DANA, membeberkan kekuatan sistem keamanannya untuk menjaga kepercayaan pengguna di Tanah Air agar bisa lebih merasa aman saat menggunakan layanan keuangan di ruang digital.
Hal itu untuk meruntuhkan keraguan masyarakat terhadap masalah privasi dan keamanan siber, berkaca dari masih tingginya keraguan masyarakat untuk kedua hal tersebut akibat banyaknya kasus yang terjadi dalam beberapa waktu ke belakang.
Dalam laporan We Are Social 2022, menunjukkan 36,4 persen masyarakat mengaku masih khawatir jika layanan di ruang digital bisa menyalahgunakan data pribadi mereka.
"Untuk mengantisipasi beragam serangan dan kejahatan agar terbangun kepercayaan masyarakat terhadap keuangan digital, DANA telah mengimplementasikan beragam upaya. Di antaranya, melakukan identifikasi secara berkala di berbagai aspek, mulai dari program kampanye yang sedang berjalan, produk, media sosial, maupun mitra untuk memitigasi risiko kemungkinan terjadinya ancaman,” kata VP Information Security DANA Andri Purnomo dalam acara "DANA Tech Talk" yang berlangsung daring, Jumat.
Baca juga: DANA raih dua pengakuan internasional berkat inovasi teknologi
Tercatat saat ini DANA telah digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna, 5.000 gerai elektronik, dengan rata-rata transaksi mencapai 7 juta transaksi per hari, yang melibatkan lebih dari 8.500 sistem TI, 200 aplikasi dan 300 application programming interface (API).
Dengan besarnya tanggung jawab tersebut, maka DANA berkomitmen untuk dapat terus meningkatkan keamanan layanannya sehingga pelanggan tetap aman.
Hal itu dapat dibuktikan dengan "Security Score Card" untuk mengukur postur keamanan domain dari penilai independen, dan saat ini telah mencapai peringkat teratas dengan nilai A. Postur keamanan domain diukur dari 10 komponen keamanan dan skor DANA saat ini berada di atas rata-rata industri global.
Tentunya itu adalah hal baik mengingat di 2021, DANA mengawali Security Score Card dengan nilai B.
DANA menerapkan konsep Manajemen Risiko terintegrasi yang didukung dengan teknologi Risk Engine yang menggunakan data perangkat hingga karakteristik transaksi pengguna untuk memitigasi risiko terkait masalah keamanan.
Selain itu, DANA senantiasa juga membangun "risk aware culture" untuk seluruh karyawan guna memahami dan mengenai berbagai jenis risiko untuk dapat bersama-sama menjaga dan memitigasi risiko perusahaan.
Sementara dari sisi keamanan pengguna, DANA juga menerapkan kebijakan zero data sharing, penggunaan teknologi keamanan mulai dari PIN hingga teknologi verifikasi wajah yang dikembangkan sendiri yaitu DANA VIZ (Visual Identity Authorization), dan mengimplementasikan standar ISO dan PCI-DSS secara berkala.
Perusahaan itu pun menyediakan program DANA Protection yang akan menjamin pengembalian uang pengguna apabila terjadi kegagalan dalam transaksi.
“DANA percaya implementasi keamanan dapat diciptakan dengan adanya tiga faktor. Pertama, kompetensi tim, yaitu dengan memastikan semua tim mengemban tanggung jawab untuk menjaga keamanan hingga mampu terhindar dari ancaman kejahatan siber. Kedua, memiliki proses yang modern termasuk tata kelola yang konsisten secara internal maupun dengan pihak eksternal. Ketiga, penggunaan teknologi tidak hanya sebagai alat namun penggerak untuk memastikan proses yang sesuai dan memberikan nilai bagi operasional,” tutup Andri.
Baca juga: Tembus 100 juta pengguna, DANA komitmen akomodir kebutuhan masyarakat
Baca juga: DANA catatkan 95 juta pengguna pada tahun 2021
Baca juga: DANA beri pembaruan pada fitur Kirim Uang
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022