Almarhum merupakan petinju sarat talenta, pejuang dan pekerja keras. Pencapaian Hero Tito bisa menjadi teladan bagi anak-anak muda di Tanah Air
Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memyampaikan belasungkawa atas meninggalnya petinju Hero Tito atau Heru Purwanto yang sempat mengalami koma beberapa hari usai bertanding.
"Turut berduka cita yang atas berpulangnya Hero Tito. Almarhum bukan hanya atlet tinju kebanggaan Malang dan Jawa Timur, namun juga Indonesia," ucapnya di sela kegiatan reses di Surabaya, Jumat.
Petinju asal Pakis, Malang, Jawa Timur tersebut meninggal dunia pada Kamis (3/3), usai bertanding melawan James Mokoginta di Jakarta.
Baca juga: Petinju Hero Tito meninggal dunia setelah koma selama lima hari
Petinju berusia 36 tahun tersebut telah aktif di atas ring selama 16 tahun dan bertarung sebanyak 47 kali. Rinciannya, 29 kali menang dan 16 kali kalah.
"Semoga diampuni segala dosa, diterima semua amal ibadah, juga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Saya harap keluarga juga ikhlas, sabar dan tabah," ucap LaNyalla.
Baca juga: Keluarga ikhlaskan kepergian petinju nasional Hero Tito
Sebagai senator asal daerah pemilihan Jawa Timur, LaNyalla mengaku bangga dengan usaha dan kerja keras Hero Tito dalam mencapai prestasi terbaik.
"Almarhum merupakan petinju sarat talenta, pejuang dan pekerja keras. Pencapaian Hero Tito bisa menjadi teladan bagi anak-anak muda di Tanah Air," kata dia.
Mantan Ketua Umum PSSI tersebut berharap kepergian Hero Tito tidak membuat anak-anak muda lainnya patah semangat, tapi justru sebaliknya, bisa menjadi pemacu sehingga terus bermunculan petinju-petinju muda dari tanah Malang.
Baca juga: Hero Tito dikenal sebagai sosok pekerja keras
"Harapannya semoga Malang dan Jawa Timur pada umumnya tetap menghasilkan atlet berprestasi seperti Hero Tito. Terus mengibarkan kejayaan dan kebanggaan bagi Malang, Jatim dan Indonesia," tutur LaNyalla.
Mantan Ketua KADIN Jatim tersebut juga berharap regulasi petinju diperketat, terutama menyangkut pemeriksaan kesehatan atlet.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022