"Kita masih diberi peringatan sekaligus waktu untuk bertaubat dan memperbaiki diri, baik sebagai pemimpin maupun warga negara," kata AM Fatwa saat menyampaikan khutbah dalam shalat Idul Fitri 1432 H di komplek Perguruan Muhammadiyah, Kemayoran, Jakarta, Selasa pagi.
Menurut Fatwa, berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah bencana yang timbul akibat dosa manusia. Para pemimpin, katanya, sering melakukan perbuatan dosa yang merugikan rakyat.
"Beragam bencana yang menimpa negeri ini tampaknya belum menyadarkan para pemimpin dan para elit untuk berintropeksi. Bahkan mereka tetap larut dalam korupsi, kolusi, dan berbagai bentuk penyimpangan lainnya yang merugikan kita semua," katanya.
Menurut Fatwa, perilaku buruk para pemimpin bisa berdampak pada nasib rakyat. Rakyat tidak mendapatkan teladan yang baik. Pada akhirnya, rakyat juga akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Fatwa meminta semua warga negara menjalankan ajaran agama. Menurut dia, ajaran agama tidak hanya mencakup ritual sembahyang, tetapi juga mencakup tata cara kehidupan sosial yang baik.
"Orang kadang berlomba-lomba melakukan ibadah ritual pada hari atau bulan tertentu, seperti pada bulan Ramadhan, tetapi lalai atas kehidupan sosialnya. Ibadah terus berjalan, namun korupsi, kolusi, dan segala bentuk penyimpangan terus dilakukan," kata Fatwa.
Sebelumnya, Menteri Agama Suryadharma Ali pada Senin malam (29/8) di Jakarta mengumumkan keputusan pemerintah bahwa Lebaran jatuh pada hari Rabu (31/8).
Dalam sidang isbat itu, Menteri Agama didampingi Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Nazaruddin Umar. Sidang Isbat juga dihadiri para pimpinan sejumlah organisasi kemasyarakatan, seperti Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam atau Persis, Al Wasliah, serta utusan Muhammadiyah yang "meminta izin" untuk merayakan Labaran pada 30 Agustus 2011.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011