Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Pekalongan, Endang Sulistyaningsih di Pekalongan, Selasa, mengatakan, siklus hama wereng itu sulit terputus karena penanaman padi tidak dilakukan secara serempak.
"Virus kerdil rumput biasanya akan menyerang tanaman padi yang sebelumnya terkena serangan hama wereng," katanya.
Ia mengatakan, meskipun hasil panen padi di Kecamatan Kesesi pada musim tanam 2011 masih cukup tinggi, yaitu 22.943 ton, serangan wereng tersebut bisa mengancam hasil panen berikutnya.
Tanaman padi yang terserang wereng cokelat, katanya, akan menunjukan gejala seperti tanaman menjadi kerdil, daun pendek, dan daun berwarna hijau pucat dengan bercak warna kecokelatan.
Ia mengatakan, tingkat kerusakan tanaman yang terserang hama wereng akan ditentukan oleh varietas padi dan umur tanaman saat terinfeksi.
"Pada umumnya, semakin tua umur tanaman padi saat terinveksi maka semakin rendah persentase tanaman yang rusak. Gejala penyakit tanaman yang terserang hama wereng tidak akan tampak sampai tanaman padi dipanen," katanya.
Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Perikanan Kabupaten Pekalongan, Bambang Iriyanto, mengatakan, serangan wereng tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan pola tanam yang baik yaitu setelah menanam padi petani kemudian menanam palawija.
Selama ini, katanya, para petani tidak memperhatikan aspek kerawanan serangan hama dan penyakit karena selalu mengutamakan menanam padi secara terus menerus.
"Antisipasi serangan hama wereng ini, selain bisa dilakukan dengan penanaman padi secara serentak juga dengan cara mengubah pola tanam yang baik, yaitu padi ke palawija. Selama ini, hal semacam itu kurang diperhatikan para petani," katanya. (KTD/M029/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011