Bekasi (ANTARA News) - Sebagian masjid di Kota Bekasi, Jawa Barat, tetap melaksanakan tarawih pada malam ke 30 Ramadhan meski ada yang melaksanakan terlambat setelah penetapan keputusan resmi pemerintah melalui Mentri Agama yang menyatakan 1 Syawal jatuh pada Rabu (31/8).
"Kita tetap melaksanakan shalat tarawih seusai shalat Isya berjamaan dan minus ustadz yang memberikan pengajian," kata seorang pengurus masjid Bina Ul Ummah Ustadz Mahfudin, Senin malam.
Pelaksanaan shalat tarawih hanya diikuti tiga shaf jemaah laki-laki dan satu shaf jemaah perempuan. "Jumlah warga yang tarawih berkurang dibanding malam sebelumnya," ujar Mahfudin.
Ia menyatakan mengikuti penetapan pemerintah dalam menetapkan 1 Syawal 1432 H dan meski lebih lambat sehari dari yang diperkirakan namun zakat fitrah untuk orang yang berhak menerima sudah didistribusikan seluruhnya dalam bentuk beras.
Di Masjid Raya Jamik Pekayon Jaya, pelaksanaan shalat tarawih dimulai terlambat hampir satu jam karena jamaah menunggu keputusan resmi dari pemerintah mengenai penetapan 1 Syawal 1432 H.
"Kita serahkan kepada jamaah untuk melaksanakan Idul Fitri dan ternyata pada Senin malam masih banyak yang ikut tarawih," ujar Hafid seorang pengurus.
Di masjid megah dua lantai yang terletak di jalan raya Pekayon itu tetap ramai dari aktivitas jamaah namun selesai tarawih sudah sepi dari jamaah yang melakukan itikaf seperti di malam ganjil Ramadhan beberapa waktu lalu.
Di pusat perbelanjaan Bekasi Cyber Park beberapa pengunjung terlihat antusian menyaksikan pengumuman penetapan 1 Syawal oleh pemerintah di bagian penjualan perangkat elektronik.
Begitu pemerintah secara resmi mengumumkan 1 syawal pada Rabu (31/8) ditanggapi beragam oleh pengunjung.
"Ah Lebaran ditunda deh jadinya," guman seorang pengunjung.
Seorang pengunjung lainnya dengan gembira menyatakan akan berpuasa satu hari lagi.
Seorang pengunjung terlihat bingung dalam menentukan apakah akan berpuasa besok atau merayakan 1 Syawal 1432 H.
"`Gimana` besoklah. Tapi saya lebih berat untuk tetap berpuasa," ujar pengunjung laki-laki sambil menenteng sekeranjang barang belanjaan.
Seorang warga Pondok Mitra Lestari Kota Bekasi Dinda berharap adanya perbedaan penetapan 1 Syawal disikapi dengan bijak dan makin mempererat ukhuwah Islamiyah di antara umat.
"Tidak ada dikotomi antara pemerintah dengan Muhammadiyah. Cari persamaan di antara mereka bukan malah memperuncing adanya perbedaan tersebut," ujar jamaah Masjid Bina Ul Ummah itu. (M027/Y006/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011