Warga sini mah terserah... Gimana bagusnya pemerintah aja. Memang bikin bingung juga sich, tapi terserah masing-masing dech. Bagusnya sich barengan..."
Jakarta (ANTARA News) - Kesan ragu-ragu bisa berbuah rasa kehilangan akan kebersamaan. "Kalo penggede ragu, kita-kita orang kecil mau bagaimana lagi yaa... ya ragu juga," kata seorang umat masjid Ar-Rahman, di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Senin malam.
Keraguan Dedi itu berpangkal dari keputusan dan ketetapan pemerintah soal 1 Syawal 1432 Hijriah yang setelah ada silang argumen, sidang itsbat tentang itu berakhir dengan ucapan Menteri Agama, Suryadharma Ali, bahwa hari penting bagi umat Islam itu terjadi pada Rabu lusa (31/8).
Dedi jelas tidak ada dalam sidang itsbat di Kantor Kementerian Agama, di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat itu. Dia membantu menyiapkan shalat Ied untuk lebaran pada Senin malam itu, karena pengurus mesjidnya memutuskan Lebaran itu tiba pada Selasa besok (30/9).
Bisa jadi pengurus masjid di kawasan yang dipadati toko keramik dan pualam itu berafiliasi kepada Muhammadiyah, yang telah "meminta ijin" untuk berlebaran pada Selasa besok itu. Dedi tidak paham benar soal itu.
"Biar beda tapi kebersamaan dijaga dong. Gak masalah merayakan lebaran harinya beda. Elit-elit itu seharusnya memperhatikan juga keinginan rakyat kecil yang rindu kebersamaan," katanya. Jadilan garis-garis putih di jalan akan dia buat bersama teman-temannya, karena masjid kecil itu tidak punya halaman.
Tentang tiada takbir keliling seperti lazim terjadi saban malam takbiran, seorang pengurus masjid itu, Hafid, membilang takbir itu memang tidak direncanakan. Malam itu mereka sibuk juga membagi-bagi zakat ke dalam amplop-amplop yang akan diberikan kepada yang berhak.
Untuk lebih menjamin ketertiban dan kenyamanan penyaluran zakat itu, mereka menerapkan cara tukar kupon. Barang siapa yang berhak akan diberi kupon, mengantri sebentar, lalu menukarkan kupon itu dengan amplop uang dan beras.
Shalat Ied di masjid berkelir hijau pupus itu juga akan berlangsung biasa-biasa saja, sebagaimana selalu terjadi dari tahun ke tahun, yang dimulai pada pukul 07.00 WIB. Biasanya, sebagian ruas Jalan Percetakan Negara yang lebih dekat ke arah Rawasari itu akan ditutup sementara selama shalat dilangsungkan.
Ada lagi Bahiri, warga Salemba Tengah yang rumahnya dekat mesjid itu. Di dekat situ memang ada masjid yang masih bertaraweh sementara masjid "tetangganya" sudah bersiap menuju shalat Ied.
Kata dia soal penetapan Labaran itu, "Warga sini mah terserah... Gimana bagusnya pemerintah aja. Memang bikin bingung juga sich, tapi terserah masing-masing dech. Bagusnya sich barengan..." Dia sendiri masih akan berpuasa pada Selasa besok (30/8); dia juga dari dulu sudah biasa "berserah" pada pemerintah tentang hari Lebaran itu. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011