"Ya jelas kecewa, karena saya dan rekan-rekan sudah mempersiapkan diri sejak sore hari," kata Samsul Hadi, remaja masjid (Remas) Masjid Al-Mujahidin, Dasan Agung Mataram, di Mataram, Senin malam.
Berbagai miniatur dan lampu lampion sudah dipajang di tengah jalan dan siap untuk diarak ke lapangan umum Mataram, tapi ternyata pawai tidak jadi digelar. Informasi itu mereka terima sudah larut malam, sekitar pukul 21.00 WITA.
Di Kota Mataram, para remaja masjid usai berbuka puasa atau sekitar 19.00 WITA sudah bersiap-siap dengan pakaian bernuansa muslim akan mengarak berbagai jenis miniatur dan lampu lampion ke lokasi pelepasan pawai takbiran di lapangan umum Kota Mataram.
Di Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, misalnya, remaja masjid Riyadussolihin sejak sore hari sudah menutup badan jalan raya di depan masjidnya karena dijadikan sebagai lokasi menaruh miniatur masjid dan puluhan lampu lampion yang akan diarak keliling Kota Mataram.
Demikian juga dengan remaja masjid di lingkungan Arong-Arong Barat, Kelurahan Dasan Agung. Mereka sejak sore hari juga sudah memajang miniatur kuda bersayap yang membawa pisau dan kambing yang merupakan gambaran peristiwa Nabi Ibrahim yang akan menyembelih anaknya Nabi Ismail, di Jalan Langko Mataram.
Remaja masjid Kelurahan Punia, Kecamatan Mataram, juga sudah bersiap-siap akan berangkat ke lokasi pelepasan pawai takbiran di Lapangan Umum Mataram, sejak pukul 19.00 WITA, namun mereka tidak berani berangkat karena diminta menunggu kejelasan dari Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh.
Sementara di lapangan umum Kota Mataram, sejumlah kafilah dari beberapa kelurahan harus kecewa setekah mendengar pengumuman dari anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Mataram yang menjadi panitia pawai takbiran Fathurrahman, bahwa pawai takbiran diadakan pada malam Selasa malam (30/8).
Informasi yang diperoleh dari sejumlah anggota KNPI Kota Mataram, sejumlah lingkungan yang ikut pawai takbiran di lokasi pelepasan Cakranegara protes setelah mendengar keputusan bahwa hari raya Idul Fitri 1432 Hijriyah jatuh pada Rabu (31/8).
"Tadi di Kecamatan Cakranegara ada peserta yang protes. Bahkan sempat bersitegang dengan panitia. Tapi kami menjelaskan, bahwa itu adalah keputusan wali kota dan pemerintah pusat, bukan keputusan kami sebagai panitia. Apa mau melawan keputusan wali kota," kata Suciwati anggota KNPI Kota Mataram. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011