Jakarta (ANTARA) - Pemilik sebuah restoran Ukraina di Hong Kong mengatakan dia mendapat banyak dukungan dari warga setempat, yang ingin menyumbang ke komunitas yang bisa memitigasi dampak perang dengan Rusia.
Baca juga: "Donat perdamaian" dukung Ukraina dari toko roti Jerman
Olena Wang, yang menikah dengan warga Hong Kong, berbisnis restoran Ivan the Kozak bersama dengan putrinya. Mereka mempekerjakan tujuh karyawan, termasuk orang Ukraina dan Rusia.
Wang mengatakan banyak orang di Hong Kong bertanya bagaimana caranya mereka bisa membantu Ukraina sepekan belakangan setelah invasi Rusia. Di saat permintaan itu terlalu berat untuk ditangani sendirian, restoran mulai mengunggah cara kontribusi secara daring.
Seorang konsumen memberikan tip lebih dari 10.000 dolar HK (Rp18,3 juta) dan meminta restoran untuk mengirimkan uang tersebut kepada orang yang membutuhkan. Wang juga menyediakan rekomendasi untuk orang yang ingin berdonasi langsung ke kelompok seperti Palang Merah, rumah sakit dan relawan yang membantu tentara Ukraina.
Baca juga: WHO khawatir pengungsi susulan yang lebih rentan tinggalkan Ukraina
"Kami mengirim uang ini ke Ukraina dan mengirim konfirmasi surel kepadanya jadi dia tahu kami mengirimkan uang ke tempat yang benar," kata Wang kepada Reuters. "Saya ingin berteriak, saya ingin berbagi kepedihan ini dengan semua orang."
Wang tidak bisa memperkirakan berapa banyak yang sudah disumbangkan warga Hong Kong. Perhimpunan Ukraina Hong Kong, jaringan independen untuk komunitas Ukraina di kota itu, yang juga memfasilitasi sumbangan, memperkirakan sebagian besar orang menyumbang 1-3 dolar Hong Kong, tetapi tidak dapat memperkirakan berapa total sumbangan.
Ivan the Kozak telah beroperasi selama 21 tahun di Hong Kong, menawarkan hidangan khas dari penjuru Ukraina, juga teh dan vodka dari negara lain di Eropa Timur.
Sebagai orang Ukraina, Wang mengatakan dia tak menyimpan kebencian pribadi terhadap Rusia dan hanya menginginkan perdamaian. Di antara para staf pun tak ada permusuhan, imbuh dia, dan orang Rusia di Hong Kong beruntung karena bisa melihat gambaran lengkap berita, tak seperti mereka yang hanya melihat propaganda di kampung halaman sendiri.
Wang mengatakan dia tersentuh atas "keberanian" dan "tekad" masyarakat sipil Ukraina dalam menghadapi perang.
Orangtua Wang yang sudah lanjut usia tinggal di pinggiran kota 20 km dari pusat kota Kyiv dan Wang mengatakan mereka terlalu tua dan lemah untuk pergi ke tempat perlindungan, yang membuatnya cemas dan marah terhadap pemerintah Rusia.
"Kami tak mau jadi pengikut seseorang. Kami ingin bebas. Kami ingin anak-anak kami punya masa depan. Kami bisa berjuang, kami bisa mengorbankan nyawa demi ini," demikian Reuters dikutip Jumat.
Baca juga: Mewaspadai dampak serangan siber perang Rusia-Ukraina
Baca juga: Garuda Indonesia operasikan penerbangan evakuasi bagi WNI dari Ukraina
Baca juga: Anonymous klaim telah retas lebih dari 300 situs web resmi Rusia
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022