Meski tidak berbahaya seperti varian lain, namun varian Omicron juga tidak boleh dianggap remeh karena penularannya sangat cepat, dan bisa sembuh dengan sendirinya paling lama tujuh hari sejak seseorang terjangkit
Meulaboh (ANTARA) - Dr Edi Hidayat, seorang dokter ahli penyakit dalam di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, menyarankan kepada masyarakat agar memperbanyak mengkonsumsi vitamin D di tengah gencarnya penyebaran COVID-19 varian Omicron.
“Vitamin D ini banyak manfaatnya, salah satunya bisa memperkuat imunitas tubuh di saat pandemi seperti saat ini,” kata Edi Hidayat di Nagan Raya, Kamis (3/3).
Ia juga menjelaskan, vitamin D juga dapat membantu mengoptimalkan kekebalan tubuh dengan menunjang kerja sel darah putih dalam melawan patogen.
Sifatnya sebagai antiradang dan antioksidan dan vitamin tersebut mampu meningkatkan kerja sistem imun, saraf, dan otot.
Baca juga: Varian BA.2 ditemukan di Indonesia, seperti apa gejalanya?
Selain itu, kata dr Edi Hidayat, masyarakat juga disarankan mengkonsumsi buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin C, karena vitamin tersebut juga sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Ia juga menyarankan masyarakat agar rutin melakukan olahraga, menjaga pola makan yang sehat, menjaga pola tidur yang baik, serta dapat mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah.
Edi Hidayat juga menjelaskan varian Omicron tidak berbahaya seperti virus varian Delta dan Alpha, namun penularan Omicron lebih cepat dibandingkan virus jenis lainnya yang berasal dari varian COVID-19 lainnya.
“Meski tidak berbahaya seperti varian lain, namun varian Omicron juga tidak boleh dianggap remeh karena penularannya sangat cepat, dan bisa sembuh dengan sendirinya paling lama tujuh hari sejak seseorang terjangkit,” katanya menambahkan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar terus menjaga kesehatan dan tetap memakai masker saat beraktivitas di luar rumah.
“Yang paling penting warga harus melakukan penyuntikan vaksin COVID-19. Insya Allah, jika diserang virus COVID-19, kemungkinan besar dampaknya tidak separah dengan warga yang belum divaksin,” kata Edi Hidayat.
Baca juga: Vaksin Pfizer kurang efektif lindungi anak 5-11 tahun dari Omicron
Baca juga: Kemenkes deteksi 252 varian BA.2 di Indonesia
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022