Menurut data Ease of Doing Business 2020 yang dirilis World Bank, Indonesia menempati peringkat ke-48 dalam hal kemudahan mendapatkan kredit bagi UMKM. Hasil survei BPS di 2020 juga mengungkapkan jika 83,72 persen UMKM mengharapkan bantuan modal untuk bertahan selama pandemi. Oleh karenanya, penawaran efek melalui urun dana berbasis teknologi informasi atau Securities Crowdfunding (SCF) dapat menjadi alternatif bagi UMKM untuk mendapatkan pendanaan di pasar modal.
Direktur Utama KBIJ Agus Subekti mengatakan, seperti halnya misi ALUDI, KBIJ mendukung pelaku UMKM Indonesia untuk maju.
"KBIJ akan menyediakan informasi yang dapat membantu penyelenggara SCF dalam menyusun profil dan melakukan analisis risiko UMKM secara lengkap dan akurat, sehingga investasi akan meningkat seiring dengan tumbuhnya kepercayaan dari investor," ujarnya.
Ia juga menambahkan jika ALUDI selama ini telah berperan dalam meningkatkan jumlah dan sebaran investasi dari penyelenggara SCF terhadap pelaku UMKM berbagai bidang. Kerja sama antara KBIJ dan ALUDI memungkinkan layanan KBIJ berupa penyediaan informasi lengkap mengenai profil UMKM, profil risiko (scoring) dan informasi alternatif lainnya yang menampilkan rekam jejak pelaku UMKM untuk membantu journey investor dalam platform SCF.
Policy Director ALUDI Calvim Jonathan
mengungkapkan, “Kami menyambut baik kerja sama ini untuk memperkuat ekosistem SCF. Pemanfaatan informasi lebih dioptimalisasi oleh anggota ALUDI sehingga kualitas produk yang diterbitkan lebih prudent dan dapat meningkatkan kepercayaan investor.”
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022