Dalam serangan paling mematikan, militan yang memakai seragam militer membunuh tiga orang di sebuah mobil di pos pemeriksaan palsu yang mereka dirikan di daerah sebelah barat kota bergolak Baquba, kata seorang letnan kolonel Angkatan Darat Irak di pusat komando keamanan provinsi itu.
Dalam insiden lain di provinsi Diyala, yang beribukotakan Baquba, dua polisi tewas ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah pos pemeriksaan mereka di kota Al-Saadiyah.
Di Mosul, kota utama di Irak utara, sebuah bom tempel yang dipasang di mobil polisi di pusat kota itu meledak, menewaskan seorang polisi dan mencederai empat lain, kata polisi setempat.
Di Baghdad, tiga orang cedera dalam ledakan-ledakan bom pinggir jalan di distrik Zafraniyah dan Shualam, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri.
Dua polisi juga terluka ketika bom yang dipasang di sebuah sepeda-motor meledak di dekat tempat patroli mereka di kota Tuz Khurmatu, 175 kilometer sebelah utara Baghdad, ibu kota Irak.
Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi beberapa bulan menjelang penarikan penuh pasukan AS.
Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.
Sebanyak 259 orang Irak tewas dalam serangan-serangan pada Juli, angka kematian tertinggi kedua pada 2011.
Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.
Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.
Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.
Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.
Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.
Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.
Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.
Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu, demikian AFP melaporkan.
(SYS/M014)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011