Ya, paling lambat seminggu lah lemang yang saya buat ini habis,"
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Lemang, makanan tradisional Melayu yang terbuat dari beras ketan dan santan yang dimasak dalam bambu dengan dilapisi daun pisang, menjadi salah satu menu favorit yang dihidangkan saat merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah di Malaysia.
Pada saat lebaran, biasanya masyarakat di Malaysia menyediakan Lemang untuk disuguhkan kepada para tamu yang berkunjung.
"Lemang menjadi menu yang kerap hadir di rumah-rumah warga Malaysia disamping ketupat, rendang, dodol ataupun kue lapis Serawak," seperti diungkapkan Zulkarnaen, pedagang lemang dan rendang di bilangan Gombak, Kuala Lumpur, Minggu.
Dalam menyambut lebaran saat ini, dirinya menyiapkan 7.000 batang lemang yang telah dibakar. Biasanya, para pembeli datang saat dua hari sebelum Raya sampai dua hari selepas Raya.
"Ya, paling lambat seminggu lah lemang yang saya buat ini habis," harapnya.
Harga lemang yang dijualnya berkisar 12 hingga 15 ringgit per batang, sedangkan rendang sekitar 50 ringgit per kilogram. (1 ringgit sekitar Rp2.800)
Makanan ini populer di Malaysia dan Indonesia, terutama dalam masyarakat Minangkabau dan Dayak Iban di Kalimantan.
Cara memasak menggunakan bambu ini banyak digunakan oleh masyarakat Dayak Iban.
Mereka biasanya menyiapkan lemang pada hari-hari spesial seperti Gawai Dayak, dan dimakan bersama kari ayam.
Di Indonesia lemang dimakan dengan tape ketan hitam, di Malaysia makanan ini disajikan bersama rendang daging atau ayam, dan menjadi makanan khas saat Idul Fitri.
Selanjutnya Dodol, makanan yang terbuat dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula kelapa dan garam ini bentuknya padat, lengket dan rasanya sangat manis turut pula menjadi menu spesial Hari Raya Idul Fitri di Malaysia.
Penganan ini popular di wilayah Kelantan dan Terengganu. Dodol biasanya dikerjakan secara beramai-ramai yang diprakarsai oleh seorang tokoh di suatu tempat yang hasil buatan tersebut diberikan secara gratis kepada masyarakat disekelilingnya.
Sedangkan Kek Lapis Sarawak sudah menjadi tradisi di Sarawak, Malaysia, untuk menyajikan kue ini pada hari-hari spesial seperti Idul Fitri, Natal, Deepavali, ulang tahun maupun saat pesta pernikahan.
Kue lapis ini pertama kali diperkenalkan dari Indonesia sekitar tahun 90-an.
Di Indonesia kue semacam ini dikenal dengan nama kue Lapis Legit dan Lapis Surabaya.
Panganan-panganan tersebut disajikan pada hari Raya Idul Fitri ini biasanya dalam suatu acara makan bersama keluarga.
(N004)
Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011