Pantauan ANTARA di jalur mudik yang melewati kawasan Baluran, Minggu menunjukkan bahwa bukan hanya pengendara sepeda motor yang beristirahat di gasebo yang terbuat kayu itu, namun juga pengendara roda empat.
Di sepanjang pinggir jalan yang membelah kawasan taman nasional dengan satwa khas banteng jawa tersebut memang tersedia tempat peristirahatan dari kayu. Hanya saja, saat ini kawasan tersebut tidak teduh lagi karena pepohonan, umumnya jati, sudah meranggas karena musim kemarau.
Gersangnya pepohonan di kawasan itu tak menyurutkan niat pemudik untuk berhenti di tempat tersebut dan memilih tidur-tiduran sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Situbondo, Bondowoso, Probolinggo atau Kabupaten Pasuruan.
"Tempat istirahat di Baluran ini memang enak untuk istirahat sementara karena perjalanan dari Denpasar cukup melelahkan. Dari Baluran bisa langsung ke rumah di Situbondo," kata Suhari, seorang pemudik tujuan Kota Santri Situbondo.
Sebagaimana pemudik lainnya, ia berangkat dari Denpasar sejak selesai shalat subuh. Namun sebagian pemudik lainnya memilih berangkat setelah makan sahur. Hal itu dilakukan agar sepanjang perjalanan mereka tidak merasakan terik matahari.
Dengan memilih berangkat dinihari, mereka sudah tiba di kampung halaman tidak sampai siang hari. Sementara yang selama di Bali tinggal dan bekerja di Kabupaten Jembrana bisa tiba di kampung halaman lebih pagi karena jaraknya dekat dengan Kabupaten Banyuwangi, Jatim. (ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011