Seperti dilansir Xinhua, Rabu (2/3), tim peneliti dari Capital Medical University dan Akademi Ilmu Pengetahuan China mengembangkan antibodi monoklonal manusia bispesifik terhadap SARS-CoV-2.
Antibodi tersebut menggabungkan sepasang antibodi penetral manusia yang tidak berlawanan, yaitu B38 dan H4, untuk menargetkan dua antigen, sehingga menghalangi virus tersebut dalam mengikat reseptornya.
Antibodi pembunuh ganda atau bsAb15 tersebut menunjukkan efisiensi penetralan yang lebih besar daripada induknya, dan aktivitas penetralan yang lebih kuat terhadap varian Delta, menurut penelitian yang dirilis dalam Nature Immunology pada pekan ini.
Mereka memilih mutan lepas dari dua antibodi induk itu dan menunjukkan bahwa bsAb15 dapat secara efisien menetralkan semua mutan lepas dari antibodi tunggal.
Selain itu, antibodi baru tersebut terbukti mengurangi titer virus pada primata nonmanusia yang terinfeksi dan tikus transgenik ACE2 manusia, menjadikannya sebuah strategi potensial yang memungkinkan dan efektif untuk mengobati dan mencegah penyakit COVID-19 yang parah, menurut penelitian tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022