Merak (ANTARA News) - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Kota Cilegon mengimbau kepada puluhan ribu pemudik yang antre lewat pengeras suara untuk waspada.

"Kami mengimbau kepada pemudik yang saat ini sedang antre baik di loket penumpang pejalan kaki atau di dermaga, agar selalu berhati-hati" kata Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak Zailis Anas di Merak, Minggu dini hari.

Isi imbauan yang disampaikan Zailis kepada pemudik yang sedang antre, diantaranya agar menjaga barang bawaan, dan tidak menerima makanan atau minuman yang diberikan oleh orang lain.

"Kami meminta dan mengimbau kepada pemudik agar menolak pemberian dalam bentuk apapun dari penumpang yang tak dikenal," katanya.

Dan jika terjadi sesuatu, seperti kehilangan barang, Zailis meminta kepada penumpang untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib terdekat. "Kalau terjadi tindakan kriminalitas, kami meminta agar segera melapor kepada polisi," katanya menambahkan.

Terpisah, Direktur Usaha Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry Prasetya B Utomo mengatakan, imbauan agar berhati-hati pemudik saat dalam perjalanan atau menunggu antrean sudah dilakukan sebelum arus mudik berlangsung.

"Imbauan seperti itu, kami pasang di sejumlah fasilitas umum, sebelum arus mudik pada H-7 lalu," katanya.

Dan untuk menginggatkan kepada pemudik, disetiap terjadi antrean panjang baik di loket penumpang pejalan kaki, dan kendaraan, pihak ASDP terus melakaukan dengan pengeras suara.

"Imbauan juga dilakukan dan disampaikan oleh pihak kepolisian, melalui pengeras suara yang dicentralkan di posko angkutan lebaran Polres Cilegon," katanya menambahkan.

Salah seorang pemudik, Rustiawan mengaku senang dengan imbauan yang disampaikan oleh ASDP dan Polres Cilegon.

"Saya sendiri sebenarnya sedikit risih dengan antrean sekarang ini, karena penipuan dengan cara hipnotis sedang musim. Dan dengan adanya imbuan yang disampaikan melalui pengeras suara, membuat kami jadi lebih hati-hati lagi," katanya.
(ANT-152/M027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011