Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Syafrudin mengatakan limbah baterai kendaraan listrik bisa menjadi sentra ekonomi baru di Indonesia.
"Baterai kendaraan listrik potensial menjadi circular economy karena di situ isinya logam," ujarnya dalam sebuah diskusi bertajuk Mimpi Produksi Kendaraan Listrik Nasional yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dalam peta jalan percepatan kendaraan listrik nasional yang telah disusun pemerintah, daur ulang limbah baterai akan digarap oleh PT Nasional Hijau Lestari (NHL).
Proses daur ulang baterai kendaraan listrik akan mengambil kembali logam-logam berharga, seperti kobalt, aluminium, mangan, dan litium.
Baca juga: Menko Luhut paparkan alasan pacu pemanfaatan kendaraan listrik
Ahmad menyarankan agar pemerintah menata pengelolaan limbah dengan baik dan disalurkan kepada para pihak yang memiliki teknologi dan metodologi yang mumpuni, sehingga limbah baterai kendaraan listrik bisa ditambang ulang untuk diambil kembali berbagai jenis logam berharga di dalamnya.
Lebih lanjut, ia berharap pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik dapat lebih baik ketimbang pengelolaan limbah aki bekas yang menyebabkan masyarakat terkontaminasi zat-zat berbahaya.
Selama ini, kontaminasi dari limbah aki bekas mengakibatkan anak-anak di sekitar peleburan daur ulang aki bekas terlahir cacat, down syndrome, autis, hipertensi, dan berbagai penyakit berat lainnya.
Kasus pengelolaan aki bekas yang amburadul itu karena aliran aki bekas mengalir ke mafia. Mereka diduga mengatur aki bekas itu mengalir ke pelebur-pelebur ilegal, lalu akhirnya menghasilkan timah batangan yang kemudian disetor kepada pabrik-pabrik aki.
Baca juga: Pertamina berperan aktif bangun infrastruktur kendaraan listrik
"Ini kan aki bekas kalau sekarang dengan konteks baterai kendaraan listrik, baterainya itu kan mengandung logam. Logamnya sangat bernilai tinggi, jadi sebenarnya tidak akan susah sepanjang pemerintah tegas," kata Ahmad.
Pada Maret 2021, Kementerian BUMN secara resmi mengumumkan pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Indonesia.
Pemerintah menargetkan angka produksi baterai kendaraan listrik dapat mencapai 600 ribu unit untuk mobil dan 2,45 juta unit untuk sepeda motor pada tahun 2030.
Target produksi baterai itu untuk mengimbangi jumlah kendaraan listrik dalam sembilan tahun mendatang yang diproyeksikan mencapai 2 juta unit mobil dan 13 juta unit sepeda motor.
Baca juga: Erick tegaskan investasi baterai kendaraan listrik harus di Indonesia
Baca juga: Bahlil ungkap strategi gaet investasi baterai mobil listrik
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022