Menurut keterangan Khaerullah, salah seorang pegawai Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Indramayu, Heni yang pegawai swasta dari Cakung, Jakarta Timur, itu awalnya terjatuh saat sepeda motor yang dikendarai sumainya, Saeful, oleng menambrak pembatas jalan.
"Korban Heni terpental hingga ke jalan berlawanan arah, lalu sebuah bus tujuan Jakarta melaju dengan kencang dan menabrak hingga tewas seketika dengan kondisi mengenaskan," katanya.
Saeful selamat walau terjatuh di pembatas jalan. Namun, ia sempat pula tertabrak kendaraan lain di belakangnya, sehingga mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Jasad Heni rencananya akan diambil keluarganya dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Jalur utama mudik pantura Indramayu sering dijuluki warga dan pengguna jalan setempat sebagai "jalur maut" karena rawan kecelakaan, dan selama kurang dari enam hari musik mudik ini sudah ada tiga orang meninggal dunia, sedangkan puluhan orang mengalami luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas.
Dikatakan Rohana, salah seorang pemudik kendaraan roda yan, kecelakaan yang menimpa Heni dan Saeful cukup singkat, korban jatuh terpental hingga keluar jalan berlawanan arah, dan dari arah Cirebon tujuan Jakarta ada bus angkutan lebaran melaju dengan kecepatan tinggi langsung menabrak Heni.
Ia mengemukakan, sepeda motor yang dikemudikan Saeful sempat terlihat melaju kencang, namun tiba-tiba oleng dan menabrak pembatas jalan.
Menurut dia, jalan sepanjang pantura Indramayu banyak yang bergelombang dan berlubang, sehingga sangat membahayakan pengendara yang tidak hati-hati. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011