Meski tidak besar, kita ada defisit neraca dagang sekitar Rp600 juta dolar AS dengan Ukraina, sehingga ini jadi peluang
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Heri Firdaus mengatakan konflik Rusia dan Ukraina bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengatasi defisit perdagangan dengan Ukraina.
"Meski tidak besar, kita ada defisit neraca dagang sekitar Rp600 juta dolar AS dengan Ukraina, sehingga ini jadi peluang," ujar Heri dalam Diskusi Publik secara daring di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, konflik Rusia dan Ukraina membuka peluang Indonesia untuk semakin bisa lebih banyak mengekspor barang ke Ukraina melalui negara tetangganya, seperti Latvia, Estonia, Belarusia, dan lain-lain.
Baca juga: Indef: Konflik Rusia-Ukraina berdampak pada kesejahteraan rakyat RI
Kerja sama bilateral yang lebih erat dengan negara tetangga dan mitra Rusia dan Ukraina diperlukan karena saat ini ekspor sulit dilakukan secara langsung ke dua negara yang sedang berkonflik.
Selain itu, Heri menuturkan terdapat strategi perdagangan lainnya yang bisa dilakukan Indonesia di tengah konflik Rusia dan Ukraina, yakni fokus terhadap negara tradisional ekspor, seperti Tiongkok, Jepang, dan India.
"Ini karena dampak konflik kedua negara terhadap Indonesia tidak langsung, tetapi melalui turunnya permintaan impor barang konsumsi dari Rusia dan Ukraina ke Tiongkok, di mana untuk memproduksi barang tersebut Negeri Panda mengimpor bahan baku dari Indonesia," ungkap dia.
Baca juga: CSIS: Indonesia bisa jadi mediator konflik Rusia-Ukraina
Dengan demikian, ia menyarankan Indonesia juga bisa lebih banyak mengekspor barang konsumsi dibanding bahan baku untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor.
Diversifikasi ekspor produk yang bernilai tambah ke destinasi utama dan destinasi baru juga penting dilakukan saat ini, di mana pemerintah Indonesia semakin banyak melakukan inisiasi kerja sama perdagangan dengan berbagai negara.
Di sisi lain, Heri berharap pemerintah bisa melakukan penyesuaian kebijakan fasilitasi perdagangan untuk memitigasi dampak negatif invasi Rusia akibat perubahan peta dagang dunia, sehingga fasilitasi dagang bisa dimanfaatkan oleh eksportir dan pengusaha.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022